Indonesia mengoleksi 54 Taman Nasional (TN). Tersebar mulai dari ujung timur, barat, utara, sampai selatan Nusantara. Seolah menjadi jembatan imajiner penghubung belasan ribu pulau yang menghampar mengapung di atas samudera.
TAMAN nasional mewakili kawasan yang sangat ikonik dalam perjalanan panjang sejarah nusantara. Beragam keindahan bentang dan lanskap alam, kekayaan flora dan fauna, sosial budaya dan lainnya hidup harmonis sejak lama hidup harmonis di dalamnya.
Dua di antaranya berada di provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng): TN Sebangau dan TN Tanjung Puting. Tidak hanya menikmati keindahan dan kecantikan lanskapnya saja, kamu juga akan diajak belajar memahami kehidupan liar di dalamnya serta melihat berbagai keajaiban alam liar kalimantan yang mengagumkan.
TAMAN NASIONAL TANJUNG PUTING
Di Pangkalanbun, Kabupaten Kotawaringin Barat, terdapat rumah dari sang kera besar Orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus)–berdasarkan data dan inventarisasi satwa Balai TN Tanjung Puting, pada 2016, terdapat 917 individu Orangutan.
Dengan luas mencapai 415.040 Ha, kawasan ini dihuni oleh sekitar 1.100-1.200 individu Orangutan–Estimasi populasi berdasarkan survey Balai TN Tanjung Puting pada 2020.
Merupakan salah satu taman nasional yang banyak atau didominasi oleh kunjungan wisatawan dan peneliti dari mancanegara dibanding domestik. Hal tersebut, tidak lepas dari sejarah keberadaan Camp Leakey – Pusat Rehabilitasi Orangutan pertama di Indonesia, yang menjadi salah satu daya tarik utamanya.
Didirikan pada 1971 oleh seorang peneliti dari University of California, Los Angeles (UCLA) Birute M.F. Galdikas, yang mengadakan penelitian tentang Orangutan dengan dukungan dari Kementerian LHK–dulu bernama Departemen Kehutanan–kini, Camp Leakey, menjadi salah satu daya tarik utama di TN Tanjung Puting.
Dimulai dari Pelabuhan Kumai, dengan menggunakan perahu klotok, kamu akan diajak berpetualang menyusuri Sungai Sekonyer dengan airnya yang berwarna hitam–mengandung zat tanin dari rawa gambut, sambil melihat keriuhan alam liar Kalimantan di sepanjang sempadan sungainya. Orangutan dan Bekantan menjadi bintangnya dalam kawasan ini.
Terlihat jenis tanaman yang memiliki akar lutut dan akar udara, tumbuh subur pada bagian hutan rawa gambut di dalam taman nasional ini. Sedangkan, hutan bakau, tampak membentang pada bagian kawasan yang berbatasan dengan laut. Pada muara-muara dan sepanjang sungai, tanaman Nipah pun terlihat tumbuh subur.
Pada saat sore atau pagi hari, kamu dapat dengan mudah melihat beberapa koloni atau sekeluarga Bekantan (Nasalis lavartus), melompat dan memanjat dari pohon satu ke pohon yang lainnya. Namun, bukan hanya mereka, masih ada primata lain (lutung dan monyet ekor panjang), mamalia, burung, serangga, naphentes atau kantung semar, anggrek hutan, jamur dan lainnya, yang dapat ditemui.
Dalam penyusuran tersebut, berbagai jenis burung sering terbang melintas, seperti diantaranya: Rangkong, Betet, Bubut, Raja udang dan Pecuk ular.
Di Camp Leakey, dijumpai pusat informasi yang akan membantu untuk mengetahui lebih banyak tentang Orangutan. Mulai dari morfologi berdasarkan usianya hingga bentuk kerangka Orangutan, bentuk sarang, jenis-jenis makanan dan silsilah Orangutan yang pernah dilepasliarkan di Camp Leakey.
Di sini pengunjung dapat trekking di dalam hutan dan melihat Orangutan di habitat aslinya. Keruing (Dipterocarpus sp), Ramin (Gonystylus bancanus), Meranti (Shorea sp), Jelutung (Dyera costulata), Ulin (Eusideroxylun zwageri) dan Gaharu, terlihat mendominasi tutupan tajuk-tajuk hutannya.
Selain di Camp Leakey, ada juga pos Tanjung Harapan dan Pondok Tanggui, di mana kamu juga dapat menjumpai dan melihat perilaku mereka. Ada juga menara pandang, di mana kamu dapat melihat lanskap TN Tanjung Puting dari ketinggian.
Malam hari, saat beristirahat di kapal klotok yang memang juga berfungsi sebagai penginapan layaknya hotel, kamu juga dapat menyaksikan ribuan atau mungkin juga ratusan ribu kunang-kunang bertebaran di sekeliling pohon nipah.
Kapal tradisional yang dikenal sebagai perahu klotok yang digunakan di TN Tanjung Puting, memang sudah dimodifikasi sedemikian rupa hingga menjadi layaknya sebuah penginapan. Lengkap dengan dek beserta meja dan kursi makannya. Saat malam hari, dek tersebut, dapat disulap menjadi ruang tidur yang dilengkapi dengan kasur, bantal dan kelambu.
Sebuah balkon terbuka juga sengaja disediakan untuk kamu dapat melihat dan mengabadikan alam liar sepanjang penyusuran sungai. Jadi, kamu dapat menikmati makanan dengan beragam menu pilihan. Mulai dari tradisional, makanan laut, hingga masakan barat. Ini, tentu saja akan semakin menambah pengalaman kamu saat berkunjung ke TN Tanjung Puting.
Jadi, bagaimana kamu sudah menentukan pilihan akan berkunjung ke taman nasional mana dulu nih di Kalimantan Tengah, Tanjung Puting atau Sebangau? Atau sekaligus menjelajahi kedua-duanya. Apa pun pilihannya, taman nasional ini pastinya akan memberikan pengalaman yang tidak akan terlupakan. (*)