AKSELERASI – Kondisi Jalan Soekarno-Hatta hingga Jalan Mohammad Roem di Kelurahan Bontang Lestari, berkali-kali menjadi sorotan legislator Kota Taman.
Nursalam –politisi gaek Partai Golongan Karya– menjadi salahsatu tokoh yang paling intens bicara soal kondisi jalan dari dan menuju pusat perkantoran legislatif dan eksekutif di Sekambing –sebutan lain dari Kelurahan Bontang Lestari.
Bagi legislator yang duduk di kursi Komisi II itu, kerusakan jalan diakibatkan aktivitas sejumlah truk perusahaan yang memiliki muatan besar. Makanya, Nursalam meradang saat ada anggapan rusaknya jalan di sana akibat kondisi kontur tanah yang buruk.
“Salah ketika ada yang mengatakan ini rusak karena tanahnya. Bukan itu. Tapi kendaraan (yang melintas) kelebihan kapasitas,” tegasnya, saat rapat Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bontang bersama Sekretaris Daerah Kota Bontang dan Badan Pendapatan Daerah Kota Bontang, Senin 19 Oktober 2021, kemarin.
Nursalam menjelaskan, truk-truk yang melintas tersebut mengangkut pelbagai material untuk perusahaan yang beroperasi di Kelurahan Bontang Lestari. Truk-truk ini, lanjut Nursalam, kerap beroperasi di malam hari.
Tak main-main, Nursalam bahkan menyebut dua nama perusahaan yang bertanggungjawab atas kerusakan jalan di Kelurahan Bontang Lestari. Pertama adalah PT Energi Unggul Persada (EUP). Kedua adalah PT Graha Power Kaltim (GPK).
Secara eksplisit, Nursalam bahkan meminta Walikota Bontang, Basri Rase, untuk menerbitkan surat perintah pemberhentian operasi untuk truk berkapasitas besar di sekitar Kelurahan Bontang Lestari. “Kalau saya walikota, saya stop semua truk di atas 10 ton,” tegasnya. (sur/adv)