AKSELERASI – Ada sekitar 240 perusahaan yang aktif beroperasi di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar). Keberadaan ratusan perusahaan ini diharapkan dapat ikut andil dalam pembangunan daerah. Begitulah yang disampaikan Bupati Kukar Edi Damansyah. Yakni, kehadiran perusahaan melalui Corporate Social Responsibility (CSR) untuk lebih optimal berperan dalam membangun Kukar. Khususnya dalam menangani kemiskinan ekstrim.
Diakui Edi, hubungan pemerintah bersama dunia perusahaan dalam program CSR sudah berjalan dengan baik. Mulai dari segi pembangunan infrastruktur hingga Sumber Daya Manusia (SDM). Perusahaan di Kukar telah berperan membantu. Namun, orang nomor satu di Kukar ini meminta keoptimalan peran mereka, yang cenderung masih belum konsisten berkontribusi.
“CSR di Kukar ini sudah berjalan dengan baik, tetapi memang ada yang belum optimal dan konsisten,” tutur Edi, Sabtu (30/9)
Atas dasar ini, Edi turut mengajak seluruh dunia perusahaan di Kukar untuk ikut membantu pemerintah membangun daerah. Mengingat, masih banyak tugas dan PR pemerintah dalam pembangunan daerah yang pastinya memerlukan bantuan berbagai stakeholder. Termasuk dunia perusahaan, baik itu dari sektor Pertambangan, Perkebunan hingga Minyak dan Gas (Migas) diperlukan untuk berkolaborasi.
Dengan adanya program CSR yang telah berjalan. Edi harap semakin banyak perusahaan yang dapat memberi dampak lebih besar dalam mengentaskan kemiskinan. Mulai dari program bedah rumah, pemberdayaan, pengentasan buta huruf hingga ke sektor pendidikan. Hal inilah yang diperjuangkan Pemkab Kukar untuk memajukan daerah dan mengentaskan kemiskinan.
“Tapi saya tetap meminta optimalisasi program CSR ini. Yang dikolaborasikan dengan program prioritas kami di Pemkab Kukar,” tegasnya.
Sinergisitas pemerintah dengan dunia perusahaan ini diakui Edi sangat diperlukan demi kemaslahatan masyarakat Kukar. Sehingga, perusahaan yang berada di Kukar tidak sekedar mengeksploitasi sumber daya alam dan memberikan pemasukan ke Negara. Tapi juga berperan aktif dalam mendorong perekonomian di Kukar. Melalui berbagai program pemberdayaan.
“Jangan sampai mereka mengeksploitasi sumber daya alam kita hanya memberikan income pada negara. Kan kita tidak ingin hanya mendapatkan lubang-lubang saja, kita ingin ada pembangunan,” tutup Edi. (adv)