Penulis: Eka Prasetya Aneba
Director Executive Nayaka Foundation
Sugiri Sancoko dan Lisdyarita, Bupati dan Wakil Bupati Ponorogo terpilih hasil Pilkada Serentak 2024 menjadi fenomenal. Ucapan selamat berupa karangan bunga tidak laku karena bupati terpilih meminta para simpatisannya mengganti dengan mengirim bibit tanaman.
“Karangan bunga memang perlu untuk membangun spirit. Tapi akan jauh lebih bermakna kalau ucapan selamat dengan pohon hidup,” ucap Sugiri.
(Dikutip dari https://ponorogo.go.id/2025/02/20/karangan-bunga-tidak-berlaku-ganti-ucapan-selamat-pelantikan-bupati-sugiri-dengan-bibit-tanaman/)
Fenomena ucapan selamat yang terbuat dari styrofoam pada pelantikan kepala daerah, seperti yang baru saja terjadi pada 20 Februari 2025, kembali mencuri perhatian. Di tengah euforia dan semaraknya perayaan tersebut, satu hal yang tak pernah lepas adalah penggunaan styrofoam, bahan yang terlihat meriah namun sesungguhnya menyumbang masalah besar bagi lingkungan.
Euforia pelantikan kepala daerah sering kali dirayakan dengan semarak, tak terkecuali dengan menghias kantor dan jalan-jalan utama dengan ucapan selamat yang besar, meriah, dan penuh warna. Namun, sering kali ucapan selamat tersebut terbuat dari bahan-bahan sekali pakai seperti styrofoam yang tampaknya tak berdampak buruk. Tapi, kenyataannya, styrofoam yang terbuat dari plastik sangat sulit terurai dan berakhir sebagai tumpukan sampah yang mencemari lingkungan. Di tengah kegembiraan menyambut pejabat baru, kita justru terperangkap dalam kebiasaan yang berbahaya bagi bumi.
Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, yang dilantik baru-baru ini, menginstruksikan agar ucapan selamat tidak lagi menggunakan styrofoam atau bahan sekali pakai lainnya. Sebagai gantinya, masyarakat dan instansi diminta untuk memberikan ucapan selamat dengan cara yang lebih bermakna dan bermanfaat, yakni dengan memberikan bibit pohon tanaman produktif. Langkah ini bukan hanya simbol perubahan, tetapi juga memberi dampak jangka panjang yang lebih positif bagi lingkungan dan masyarakat.
Styrofoam: Keindahan yang Sementara, Sampah yang Abadi
Tak bisa dipungkiri bahwa ucapan selamat yang berbahan styrofoam memberikan kesan visual yang spektakuler. Bentuknya yang besar dan menyolok memenuhi ruang-ruang publik dan memberi kesan meriah pada momen-momen penting seperti pelantikan kepala daerah. Namun, keindahan tersebut hanya sementara. Setelah acara selesai, banyak dari dekorasi tersebut yang hanya menjadi sampah.
Styrofoam adalah bahan yang membutuhkan waktu beratus-ratus tahun untuk terurai di alam, dan meskipun sering kali dianggap ringan dan praktis, keberadaannya justru merusak lingkungan. Sampah styrofoam yang tidak terkelola dengan baik akan mencemari tanah dan lautan, memperburuk polusi, dan mengancam keberlanjutan ekosistem.
Sebaliknya, dengan memberikan bibit pohon sebagai ucapan selamat, masyarakat tidak hanya turut serta dalam merayakan momen bersejarah tersebut, tetapi juga berkontribusi pada kelestarian alam. Bibit pohon, terutama tanaman produktif, akan tumbuh dan memberikan manfaat jangka panjang. Selain berfungsi sebagai penghasil oksigen yang penting bagi kelangsungan hidup, pohon-pohon ini dapat memberikan hasil buah, kayu, dan berbagai produk lainnya yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.
Sebuah contoh menarik bisa kita lihat di Nanning China, di mana sepanjang jalan protokolnya telah ditanami pohon buah yang produktif. Hasil panennya dikelola oleh dinas terkait atau bahkan dapat diambil oleh warga sekitar. Pohon-pohon tersebut tidak hanya mempercantik tampilan kota, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi langsung bagi masyarakat dan berkontribusi pada penghijauan serta kualitas udara yang lebih baik.
Euforia Pelantikan dan Dampak Lingkungan: Sebuah Kontradiksi
Di banyak kota di Indonesia, terutama pada saat pelantikan kepala daerah, kita sering menyaksikan euforia yang berlebihan berupa tumpukan ucapan selamat berbahan styrofoam yang memenuhi kantor-kantor pemerintahan dan ruas jalan. Pemandangan tersebut mungkin terlihat menyenangkan dan meriah, namun dampak jangka panjangnya jauh lebih serius. Sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan sekali pakai seperti styrofoam ini tidak hanya mencemari lingkungan tetapi juga memperburuk kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang baik.
Kebijakan Bupati Ponorogo yang memutuskan untuk mengganti ucapan selamat berbahan styrofoam dengan bibit pohon, menunjukkan sebuah pemikiran yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Ini adalah langkah yang menunjukkan bahwa perubahan kecil dalam budaya dan kebiasaan bisa memberikan dampak yang besar, tak hanya bagi lingkungan, tetapi juga bagi masyarakat yang akan merasakan manfaat dari pohon-pohon yang ditanam.
Langkah yang diambil oleh Bupati Ponorogo ini dapat dianggap sebagai reaksi terhadap dampak jangka panjang dari krisis persampahan yang mulai terasa. Perubahan budaya ini menjadi langkah konkret dalam menanggapi tantangan besar yang kita hadapi dalam pengelolaan sampah. Melalui inisiatif ini, kita bisa melihat bahwa tindakan kecil seperti mengganti styrofoam dengan bibit pohon, selain mengurangi sampah, juga memberikan kontribusi positif untuk masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan, sejalan dengan semangat Hari Peduli Sampah Nasional.
Kejadian runtuhnya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah di tahun 2005 menjadi sebuah titik balik yang sangat penting dalam pemahaman kita tentang krisis sampah di Indonesia. Bencana tersebut menyoroti betapa terbatasnya kapasitas pengelolaan sampah yang kita miliki, dan bagaimana sampah yang tidak terkelola dengan baik dapat membawa dampak besar bagi lingkungan dan keselamatan masyarakat.
Beberapa waktu lewat, Kemetrian Lingkungan Hidup memberikan sanksi penutupan 306 Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang menggunakan metode open dumping, hal ini semakin mengungkapkan tantangan besar yang dihadapi dalam pengelolaan sampah. Keputusan untuk menutup TPA tersebut menjadi bukti nyata bahwa kapasitas pengelolaan sampah kita semakin terbatas. Salah satu penyebab utama adalah jumlah sampah yang terus meningkat setiap harinya, termasuk sampah yang sulit terurai seperti styrofoam.
Padahal, TPA seharusnya berfungsi sebagai solusi sementara untuk menampung sampah hingga pengelolaan yang lebih baik dapat diterapkan. Namun, dengan terus meningkatnya volume sampah, TPA tidak lagi memiliki ruang yang cukup untuk menampungnya. Situasi ini semakin mendesak untuk menemukan alternatif yang lebih berkelanjutan, seperti meningkatkan upaya daur ulang dan pengurangan sampah dari sumbernya.
Penutupan permanen beberapa TPA yang terjadi seharusnya menjadi titik balik bagi kita semua untuk lebih bertanggung jawab dalam mengelola sampah demi menjaga kebersihan lingkungan dan mencegah kerusakan lebih lanjut pada bumi yang kita tinggali.
Perubahan Dimulai Dari Kita
Saat kita merayakan momen penting, kita memang perlu merayakannya dengan semangat dan kegembiraan yang tinggi. Namun, semangat tersebut tidak harus diwujudkan dengan cara yang justru merusak lingkungan. Dengan mengganti ucapan selamat berbahan styrofoam dengan bibit pohon yang bermanfaat, kita bukan hanya merayakan momen tersebut, tetapi juga memberi kontribusi nyata bagi kelestarian alam dan masa depan yang lebih hijau.
Perubahan seperti ini harus dijadikan contoh bagi daerah-daerah lain. Sebuah kebijakan yang mengedepankan keberlanjutan dan ramah lingkungan seharusnya menjadi langkah yang kita ambil bersama, tidak hanya di tingkat pemerintah, tetapi juga di tingkat masyarakat. Dengan sedikit perubahan dalam kebiasaan, seperti mengganti ucapan selamat dengan bibit pohon, kita bisa memberikan dampak positif bagi generasi mendatang.
Bupati Ponorogo telah memberi contoh yang sangat baik, dan kini saatnya untuk mengikuti langkah tersebut. Perayaan yang semarak dan penuh euforia tidak harus selalu diiringi dengan sampah yang merusak. Dengan mengganti styrofoam dengan bibit pohon, kita dapat merayakan momen besar sekaligus berkontribusi pada masa depan yang lebih hijau, lebih sehat, dan lebih berkelanjutan.
Mari kita mulai dari diri kita sendiri, dimulai dari ucapan selamat yang lebih bermakna, tanamkan pohon, tanamkan kesadaran lingkungan!