Oleh:
Dhea April Lida
Desa Wisata Pinge adalah salah satu desa wisata dengan status berkembang di Bali. Tepatnya di Desa Baru, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan. Desa dengan ketinggian 500 meter di atas permukaan laut ini dapat ditempuh dengan jarak 37 km dari Denpasar.
Mendapat peringkat 300 besar dalam ajang Anugerah Desa Wisata (ADWI) 2021 menjadikan salah satu alasan mengapa saya memilih untuk melakukan kegiatan magang di desa ini. Selain itu, desa ini merupakan desa wisata yang berbasis komunitas atau Community Based Tourism (CBT) yang dimana dalam pengelolaan dan manajemennya mengikutsertakan masyarakat setempat secara langsung. Desa ini juga memiliki prinsip untuk mengedepankan pariwisata berbasis Tri Hita Karana – tiga penyebab kesejahteraan: Parahyangan (hubungan dengan tuhan), Pawongan (hubungan dengan sesama manusia), dan Palemahan (hubungan dengan alam) – yang dimana desa ini menawarkan pengalaman untuk menjadi warga Desa Pinge dengan mengikuti kegiatan sehari-hari mereka. Kebudayaan yang masih kental juga menjadi salah satu alasan mengapa saya memilih Desa Pinge sebagai tempat magang saya, dengan harapan bahwa saya akan dapat memperkaya dan memperluas wawasan serta ilmu dan keterampilan saya mengenai kegiatan pariwisata berbasis komunitas, pariwisata berbasis Tri Hita Karana, tentang bagaimana masyarakat Desa Pinge mengedepankan konsep pariwisata berkelanjutan dengan tetap menjaga, melindungi, dan melestarikan budaya serta lingkungan desa, serta dapat mengembangkan kemampuan saya dalam berbahasa asing.
Sebelum melakukan kegiatan magang, saya dibekali materi-materi yang akan dibutuhkan selama kegiatan magang. Setelah itu, saya melewati seleksi yang dilakukan oleh pihak prodi dan diwawancarai terlebih dahulu mengenai kesiapan diri sebelum melakukan kegiatan magang. Sebelum berangkat, kami melakukan pertemuan secara daring dengan pihak Desa Pinge untuk berkenalan lebih dahulu dan untuk menyampaikan beberapa informasi mengenai kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan selama magang. Selain itu, harus mempersiapkan diri, mental, rasa ingin tahu yang tinggi, kemauan untuk belajar, serta persiapan materi dan non-materi lainnya.
Terdapat beberapa program kegiatan wisata – wisata budaya, agrowisata, wisata edukasi – yang biasanya dijalankan. Selama periode magang, saya berkesempatan untuk ikut serta dalam melakukan manajemen pariwisata, yaitu ikut serta dalam proses perencanaan hingga pelaksanaan kegiatan. Saya juga ikut serta memperkenalkan mengenai budaya, adat istiadat, dan tradisi yang biasanya dilakukan masyarakat Desa Pinge kepada wisatawan yang berkunjung.
Project yang saya kerjakan ketika melakukan magang di Desa Pinge adalah membuat Booklet Desa Wisata Pinge dalam dua bahasa, yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Project ini dibuat untuk memudahkan rekan-rekan pengelola Desa Wisata Pinge dan rekan-rekan Travel Agent untuk mengetahui informasi mengenai program kegiatan yang ada di Desa Wisata Pinge. Project ini terpikirkan setelah mengamati dan mengobservasi cara promosi dan pemasaran Desa Wisata Pinge. Project ini cukup membantu rekan-rekan pengelola Desa Wisata Pinge untuk memberikan informasi mengenai program kegiatan yang ada.
Selama periode kegiatan magang, banyak sekali hal-hal baru yang saya pelajari, contohnya adalah bagaimana Desa Wisata Pinge mengedepankan pariwisata berbasis Tri Hita Karana yang memprioritaskan keseimbangan dan berkelanjutan, saya juga belajar tentang bagaimana kerja sama tim dan komunikasi yang baik dapat mempengaruhi kinerja selama di lapangan. Dalam kegiatan magang ini pula saya pelan-pelan membangun kepercayaan diri untuk mengembangkan skill berkomunikasi saya, baik itu dengan rekan-rekan kerja, maupun dengan wisatawan yang sedang berkunjung. Saya juga memperoleh keahlian baru, yaitu dapat melakukan beberapa kreasi kerajinan tangan yang diajarkan turun temurun oleh keluarga di Desa Pinge. Suatu pengalaman berkesan bagi saya ketika saya dapat melakukan tugas dan tanggung jawab saya dengan professional dan benar.
Masyarakat Desa Pinge menyambut kami dengan tangan yang terbuka dan hangat. Selama kami melakukan kegiatan magang, kami sudah dianggap seperti anak sendiri, selalu mengikutsertakan kami dalam setiap kegiatan, upacara adat, dan acara adat yang ada.
Dengan masyarakat mayoritas berbahasa daerah, pada awalnya saya sedikit merasa kebingungan saat berkomunikasi dengan rekan-rekan kerja di lapangan. Namun, hal tersebut tidak terlalu menjadi masalah. Saya menyesuaikan diri untuk bertanya jika instruksi yang diberikan kurang dipahami, selain itu saya juga sedikit belajar mengenai bahasa yang digunakan oleh masyarakat setempat. Dari tantangan ini, saya belajar untuk tidak malu bertanya dengan tetap menghargai keberagaman yang ada.
Promosi merupakan salah satu komponen paling penting dalam pemasaran produk wisata, yang dimana hal tersebut adalah salah satu kelemahan yang dimiliki Desa Wisata Pinge. Project yang kami kerjakan secara khusus kami buat untuk mempromosikan Desa Wisata Pinge kepada umum, sehingga semakin banyak orang yang akan tahu mengenai Desa Wisata Pinge. Walaupun belum bisa dikatakan berhasil, tetapi sedikit demi sedikit nama Desa Wisata Pinge makin banyak diketahui oleh masyarakat umum. Hal ini membuka pandangan saya bahwa promosi dan pemasaran adalah hal yang penting untuk menjual suatu produk wisata.
Kegiatan magang ini memberikan saya pengetahuan dan keterampilan baru, diantaranya pengetahuan mengenai pariwisata berbasis Tri Hita Karana, konsep dan pengelolaan pariwisata berbasis komunitas dan berkelanjutan, serta kemampuan untuk berkomunikasi dan bekerja sama dengan masyarakat setempat dan pengelola desa wisata.
Saya merekomendasikan Desa Wisata Pinge sebagai tempat magang bagi teman-teman mahasiswa/i yang ingin melakukan kegiatan magang. Sebab, di Desa Wisata Pinge kita tidak hanya belajar mengenai pengelolaan desa wisata berbasis komunitas dan berkelanjutan, tetapi juga belajar mengenai desa wisata berbasis Tri Hita Karana. Lingkungan yang mendukung, masyarakat setempat yang ramah, terdapat ruang untuk belajar dan mengembangkan keterampilan, serta dapat belajar mengenai adat istiadat dan budaya lokal yang masih sangat kental menjadikan magang di Desa Wisata Pinge menjadi pengalaman yang sangat berharga untuk pengembangan diri saya. (*)
