Oleh:
M. Albi
Mahasiswa Prodi D4 UPW, Jurusan Pariwisata, Polnes
NGLANGGERAN di Gunungkidul –Yogyakarta– merupakan salah satu desa wisata terbaik di Indonesia. Di sana, kondang dengan keindahan alamnya; Gunung Api Purba dan embung Nglanggeran. Pun, pelbagai aktivitas wisata berbasis komunitas yang melibatkan langsung masyarakat lokal.
Nglanggeran juga dikenal dengan konsep pariwisata berkelanjutan yang memberdayakan penduduk setempat. Saya memilih magang di Nglanggeran karena di sana pernah meraih penghargaan internasional. Yakni Best Tourism Village 2021 dari Organisasi Pariwisata Dunia di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations World Tourism Organization/UNWTO). Makanya, saya ingin belajar tentang pengelolaan desa wisata di sana.
Sebelum memulai magang, saya melakukan pelbagai persiapan, termasuk mencari informasi tentang Desa Wisata Nglanggeran, hingga mengenali budaya dan kebiasaan masyarakat setempat. Saya juga menyiapkan perlengkapan pribadi. Seperti pakaian yang sesuai dengan kegiatan lapangan, dam perlengkapan dokumentasi untuk mendukung pekerjaan saya di sana.
Selama magang di Desa Wisata Nglanggeran, saya memiliki beberapa tugas dan tanggung jawab utama. Diantaranya, membantu dalam pengelolaan wisata. Mulai dari penyambutan wisatawan, mendampingi tur, pemanduan, edukasi membajak sawah, edukasi pembuatan dodol cokelat, dan edukasi susu kambing ettawa.
Proyek yang saya kerjakan di sana adalah membuat “Peta Denah Destinasi Wisata”. Alasannya, peta denah destinasi yang sudah ada harus diperbarui lagi. Sebab, ada perubahan tata letak. Seperti pembangunan jalan baru, dan air terjun kedung kendang –dulunya ada, sekarang sudah tertutup karena jalan baru.
Magang di Desa Wisata Nglanggeran memberikan saya banyak pelajaran berharga. Pelajaran tentang kerja sama tim, tanggung jawab, serta bagaimana membangun komunikasi yang baik dengan rekan kerja. Saya pula belajar bagaimana mengelola desa wisata, banyak belajar budaya di Desa Wisata Nglanggeran, dan bagaimana masyarakat lokal dapat diberdayakan melalui pariwisata.
Dari segi keterampilan profesional, saya mendapatkan pengalaman public speaking saat mendampingi wisatawan, pengelolaan acara, dan lebih percaya diri pada saat berbicara di depan orang banyak. Sementara itu -secara pribadi– saya belajar bagaimana beradaptasi dengan lingkungan baru, bekerja dalam tim, dan memahami perspektif masyarakat lokal dalam mengelola wisata.
Momen yang paling berkesan adalah ketika saya berkesempatan untuk tinggal di rumah warga –homestay– selama magang. Selama 5 bulan, saya merasakan keramahan mereka. Bahkan dianggap seperti anak sendiri. Itu yang membuat saya terkesan.
Berinteraksi dengan penduduk lokal juga merupakan salah satu pengalaman terbaik selama magang. Saya disambut dengan sangat baik oleh masyarakat setempat.Mereka tidak hanya mengajarkan saya tentang desa wisata, mereka tetapi juga berbagi cerita dan pengalaman hidup.
Kendati begitu, ada tantangan yang saya hadapi di Desa Wisata Nglanggeran. Salah satunya adalah beradaptasi dengan lingkungan baru, bahasa dan budaya yang berbeda. Untuk mengatasi tantangan ini, saya belajar sedikit bahasa setempat. Saya juga selalu berinteraksi dengan masyarakat lokal dan menjaga hubungan dengan rekan kerja.
Proses magang di Desa Wisata Nglanggeran memberikan dampak yang besar bagi saya. Pengalaman ini membuka wawasan saya tentang potensi desa wisata sebagai salah satu pilar pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Saya juga semakin yakin bahwa pariwisata berbasis komunitas dapat menjadi solusi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tanpa merusak lingkungan dan budaya lokal.
Setelah masa magang selesai, saya tetap berusaha untuk memberikan kontribusi dengan menceritakan dan memberikan saran kepada teman-teman saya, bahwa magang di Desa Wisata Nglanggeran sangat asik dan seru. Banyak pengalaman yang bisa didapatkan setelah magang di sana. Saya berharap, kelak bisa kembali mengunjungi Desa Wisata Nglanggeran.
Seperti yang saya ungkapkan, magang di Desa Wisata Nglanggeran adalah pengalaman yang sangat berharga. Saya tidak hanya mendapatkan ilmu baru, tetapi juga merasakan langsung bagaimana masyarakat lokal berjuang untuk mengembangkan desa mereka melalui pariwisata.
Bagi mahasiswa yang tertarik untuk magang di desa wisata, saya sangat merekomendasikan untuk mencoba pengalaman di sana. Tidak hanya akan mendapatkan keterampilan praktis, tetapi juga belajar banyak tentang kehidupan masyarakat, budaya lokal, dan bagaimana pariwisata bisa menjadi alat untuk perubahan sosial yang positif.
Saya dengan senang hati merekomendasikan Desa Wisata Nglanggeran sebagai tempat magang. Selain karena keindahan alamnya, desa ini memiliki sistem pengelolaan yang baik serta masyarakat yang sangat ramah dan terbuka terhadap mahasiswa magang. Jika Anda mencari pengalaman magang yang penuh makna, Desa Wisata Nglanggeran adalah pilihan yang tepat. (*)
