Home HIBURAN Murphy Radio, Band Math-Rock Samarinda yang Menolak Keterbatasan (3-Habis)

Murphy Radio, Band Math-Rock Samarinda yang Menolak Keterbatasan (3-Habis)

0

Setiap membicarakan pergerakan kancah musik independen, Samarinda—atau Kalimantan—nyaris tak ada dalam peta. Khalayak sibuk memalingkan perhatian mereka kepada band-band yang bermunculan di Jawa, Bali, Sulawesi, atau Sumatera.

AKSELERASI.ID – Setiap membicarakan pergerakan kancah musik independen, Samarinda—atau Kalimantan—nyaris tak ada dalam peta. Khalayak sibuk memalingkan perhatian mereka kepada band-band yang bermunculan di Jawa, Bali, Sulawesi, atau Sumatera.

Kondisi kancah musik independen di Samarinda, seturut keterangan Happy, memang jauh dari kata ideal. Sebelum 2016, misalnya, band-band lokal belum banyak yang memanfaatkan layanan streaming seperti Spotify dan cenderung memakai SoundCloud untuk menyebarluaskan karya-karya mereka. Selain itu, Samarinda terhitung ketinggalan kabar tentang informasi di kancah arus pinggir.

Album Telisik (2014) garapan Danilla, ambil contoh, baru dapat dinikmati para pelaku kancah di Samarinda setidaknya pada 2016, atau sekitar dua tahun setelah dirilis. Akan tetapi, ketertinggalan tersebut lambat laun sukses dikikis berkat –salah satunya– keberadaan Murphy Radio.

Tur Jawa, album debut yang sarat pujian, kesempatan tampil di panggung besar seperti Synchronize Festival, hingga memperoleh juara dalam kompetisi Planetrox dan berhak mewakili Indonesia di helatan Envol et Macadam di Quebec –Kanada– tak dapat dipungkiri turut membuka jaringan serta mendorong band-band lokal di Samarinda untuk melakukan hal yang sama.

Aldi mengatakan bahwa setelah Murphy Radio merilis album self titled, “sekitar empat sampai lima band Samarinda menyusul kiprah mereka.” Meski demikian, tantangan bukan berarti lenyap begitu saja. Happy mengaku publikasi media terhadap band-band lokal masih seringkali tertutup dengan nama-nama besar dari Jakarta.

“Enggak salah, sebetulnya. Karena pasti mereka (memilih untuk) memberitakan yang lebih laku dan mendulang traffic,” jelasnya sembari tertawa. “Jika memang keadaannya begitu, kami dan para pelaku kancah di sini sudah menyiapkan strategi lain dengan, misalnya, memanfaatkan jaringan kami sendiri. Lewat mereka, kami bisa menyebar materi press release hingga informasi-informasi seputar band.”

Musik dari Jakarta –juga kota-kota besar lainnya– kerap menyilaukan mata dan, tak jarang, membikin publik lupa bahwa di daerah seperti Samarinda juga ada harta karun yang tak kalah bersinar terang. Murphy Radio adalah salah satu harta karun itu. (*)

Exit mobile version