Selain atletik, jumlah partisipan yang paling tinggi ada di senam. Persentasenya 18,87 persen atau setara dengan 32,6 juta orang.
MENURUT Suriani, Koordinator Olahraga Pendidikan dan Sentra Olahraga, Bidang Pembudayaan Olahraga, Dispora Kaltim, cabor lain yang memiliki jumlah partisipan paling banyak di Indonesia pada 2023 adalah sepakbola. Persentasenya sebesar 17,34 persen atau setara dengan 29,9 juta orang.
Lalu ada pula voli sebesar 14,10 persen atau setara dengan 24,3 juta orang, dan bulutangkis sebesar 7,47 persen atau setara dengan 12,9 juta orang. “Pada sisi yang lain terdapat cabor yang prestasinya membanggakan, tetapi jumlah partisipannya di bawah 1 persen,” bebernya.
Suriani mencontohkan, cabor angkat besi jumlah partisipannya hanya 0,93 persen, panjat tebing sebesar 0,10 persen, dan panahan sebesar 0,08 persen. “Fakta dari laporan SDI 2023 Kemenpora itu sekaligus mengonfirmasi bahwa tidak ada korelasi antara jumlah partisipan suatu cabor di level masyarakat dengan capaian prestasi tinggi di ajang kompetisi internasional,” tegasnya.
Menurut Suriani, ada logika yang berbeda dalam kita memahami high performance/ Hal ini jarang disadari oleh banyak pihak, termasuk para pengambil kebijakan. Logika high performance atau sering juga disebut elite athlete, mempersyaratkan mutu yang tinggi untuk bisa bersaing.
Semakin tinggi mutu atlet yang dihasilkan melalui proses latihan yang bermutu, maka semakin tinggi pula probabilitas atlet tersebut untuk memenangkan kejuaraan. “Artinya, standar mutu menjadi keharusan jika kita ingin bersaing di tingkat internasional,” paparnya.
“Banyaknya partisipan yang terlibat dalam olahraga tidak otomatis berkorelasi dengan capaian dalam kejuaraan,” timpal Suriani. (ak/adv)