Sejumlah mahasiswa dan mahasiswi Program Studi (Prodi) Diploma 4 (D4) Usaha Perjalanan Wisata (UPW), Jurusan Pariwisata, Politeknik Negeri Samarinda (Polnes), melakukan internship ke sejumlah lokasi di Indonesia. Satu diantaranya adalah Salsa Aulia. Ia melaksanakan magang di Desa Wisata Nglanggeran, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Berikut adalah cerita bagian kedua yang ditulis dengan bahasa bertutur.
SELAMA internship di Desa Nglanggeran, saya belajar memahami manajemen pengelolaan. Mulai dari menyusun paket wisata, strategi pemasaran, serta memahami bagaimana Desa Nglanggeran dikelola oleh masyarakat –menjadikan mereka menjadi aktor utama dalam pengembangaan wisata.
Saya juga mempelajari kearifan lokal; interaksi masyarakat dengan adat istiadat serta budaya di sana. Lebih jauh, saya bahkan belajar bahasa lokal untuk bisa berkomunikasi secara sopan. Pengembangan softskill untuk meningkatkan kemampuan Kerjasama, juga saya lakukan sebagai bagian dari adaptasi dengan lingkungan baru dan menyelesaikan tantangan yang muncul selama internship di sana.
Selama internship di di Desa Nglanggeran, saya banyak belajar memberikan manfaat dalam pengembangan keterampilan profesional dan pribadi. Saya juga jadi memahami bagaimana desa wisata dikelola secara berkelanjutan dengan melibatkan masyarakat. Pun, saya mendapat pengalaman membantu masyarakat mengembangkan usaha lokal, seperti pengolahan cokelat di Griya Coklat Nglanggeran.
Disamping itu, saya jadi memahami pentingnya pariwisata berbasis komunitas. Ini tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga bisa menjadi dasar menjaga lingkungan dan budaya lokal, serta menghargai nilai-nilai gotong royong dan kebersamaan dalam masyarakat pedesaan.
Momen yang paling berkesan adalah ketika saya dilibatkan dalam menyambut tamu besar. Yaitu bupati Gunung Kidul. Bersama teman-teman lain, kami dilibatkan untuk turun langsung menyambut beliau. Keberadaan kami sangat dibanggakan. Bahkan sempat diajak untuk ikut serta dalam sebuah upacara di IKN. Ketika saya baru tiba di sana, saya bahkan disambut baik dan ramah dengan oleh salah seorang warga yang bekerja di loket Gunung Api Purba Nglanggeran. Saya –bersama teman-teman lain dari Polnes– bahkan dijemput dan langsung diantar ke homestay tempat kami tinggal selama 6 bulan.
Secara khusus, masyarakat di Desa Nglanggeran sangat ramah. Saya bahkan dianggap seperti anak mereka sendiri. Meskipun terhalang Bahasa, saya memahami dan mengerti apa yang dibicarakan. Padahal sebelumnya, kami merasa takut dan cemas karena merasa jauh dari orang. Ternyata selama internship, merekalah yang menjadi orang tua saya selama di sana.
Tiba ditujuan, kami disambut dengan pemilik homestay yang ternyata juga merupakan kepala dukuh. Kepala dukuh merupakan bagian bagian dari desa. Dia bertanggung jawab atas pemerintahan lokal dan kesejahteraan mayarakatnya. Bersama istri –saya memanggilnya ibu Atun– keduanya menjadi orangtua saya selama di sana. Ibu Atun sangat ramah dan sopan. Ia juga sering bercerita tentang Desa Nglanggeran. Selama 6 bulan, saya benar-benar diperlakukan layaknya anak mereka sendiri. (*)