Home NEWS Haru Biru Mahasiswa Samarinda Kuliah di Luar Negeri: Mimpi Ibu Sebelum Wafat...

Haru Biru Mahasiswa Samarinda Kuliah di Luar Negeri: Mimpi Ibu Sebelum Wafat (1)

0
Irvan Faros Ash Siddiq (bawah, kedua dari kanan) bersama mahasiswa Indonesia lain dan dosen di City of Glasgow College. (FOTO: Dok. Pribadi)

Dua mahasiswa Program Studi (Prodi) Diploma 4 (D4) Usaha Perjalanan Wisata (UPW), Jurusan Pariwisata, Politeknik Negeri Samarinda (Polnes), terpilih mengikuti program beasiswa Indonesian International Student Mobility Awards Vocation (IISMAVO) 2024 yang digagas Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Dibalik prestasi yang mengharumkan nama Kota Tepian itu, ada selarik kisah mengharukan sekaligus inspiratif.

IRVAN Faros Ash Siddiq, lahir dari pasangan suami istri sederhana; Jafar Siddiq dan Eva Rahayu. Sang ayah bekerja sebagai buruh harian lepas. Sementara sang ibu hanyalah ibu rumah tangga.

Sejak Sekolah Dasar (SD) hingga kuliah di Polnes, remaja 23 tahun ini hidup dalam keterbatasan bersama sang adik, Nirvana Mahadiva Ramadhani. Kendati terhimpit persoalan ekonomi, sang ibu, punya mimpi sederhana; Irvan –sapaannya– bisa kuliah di luar negeri dan mengharumkan nama keluarga.

Gayung bersambut. Kabar dibukanya program beasiswa IISMAVO 2023, menjadi pintu bagi Irvan untuk mewujudkan mimpi sang ibunda. Dengan segenap kemampuan dibidang akademik, dan sokongan dosen serta sejawat di kampus, dia memantapkan hati untuk bersaing dengan belasan ribu mahasiswa se-Indonesia untuk mendapatkan tempat kuliah di luar negeri selama 1 semester.

Selain melakukan pendaftaran, Irvan juga menyiapkan pelbagai dokumen. Proses itu harus dilalui sebelum dia mengikuti tes Bahasa Inggris (The Test of English for International Communication/TOEIC) nasional, menulis essay wawancara, dan seleksi final.

Setelah mengikuti serangkaian tes, Irvan lalu meneruskan perkuliahannya sembari menunggu pengumuman hasil seleksi. Di momen inilah, kabar duka datang. Sang ibu –Eva Rahayu– wafat karena kanker pada Desember 2023. Mimpi melihat putra sulung kuliah di luar negeri, tak terwujud.

Irvan –dengan pelbagai perasaan yang mendera– patah semangat. Beberapa hari, dia bahkan jatuh sakit pasca wafatnya sang ibunda. “Saya bahkan sempat memutuskan untuk berhenti ikut semua proses program beasiswa IISMA,” kenangnya.

Di momen ini, Irvan justru mendapat sokongan penuh dari dosen dan sejawatnya di kampus. Terutama saat nama Irvan diumumkan sebagai alah satu mahasiswa yang lolos untuk kuliah di luar negeri. Tepatnya di City of Glasgow College, Skotlandia. Meski tercatat kuliah di Inggris, lokasi kampus Irvan masih bagian dari negara tersebut yakni Britania Raya

Tak sekadar memberikan motivasi, beberapa diantaranya bahkan rela mengurus pelbagai kebutuhan administrasi agar dia bisa berangkat. Bahkan di hari terakhir pengurusan administrasi dokumen dan persiapanprakeberangkatan, Irvan justru absen hadir di kampus.

“Teman-teman banyak bantu saya sampai jam 5 sore (pukul 17.00, Red.) untuk mendapatkan tandatangan Direktur (Direktur Polnes Ahyar Muhammad Diah, Red.). Termasuk pak Fauzan (Muhammad Fauzan Noor, Koordinator Prodi D4 UPW, Jurusan Pariwisata, Polnes, Red.)” ucapnya. (*)

Exit mobile version