Home DINKES KALTIM Kasus Leptospirosis Diduga Muncul di Tiga Daerah, Ini Penjelasan Dinkes Kaltim

Kasus Leptospirosis Diduga Muncul di Tiga Daerah, Ini Penjelasan Dinkes Kaltim

0

AKSELERASI – Dinas Kesehatan Kalimantan Timur hingga kini terus berupaya mendeteksi kemunculan kasus Leptospirosis di Benua Etam. Teranyar, Dinkes Kaltim telah melakukan serangkaian pemeriksaan hewan sebagai sampel di Kabupaten Kutai Barat dan Kota Bontang.

Menurut dr Jaya Mualimin, Kepala Dinkes Kaltim, pemeriksaan di daerah itu dilakukan menyusul laporan dua pasien yang diduga menderita Leptospirosis. Namun, hingga kini Dinkes Kaltim belum menemukan keterkaitan antara tikus yang positif dengan pasien yang terkena penyakit tersebut.

“Kami masih menyelidiki apakah ada orang yang terkena saat mandi atau mengkonsumsi air yang tercemar kencing tikus,” katanya, kemarin. “Kami juga masih menunggu hasil pemeriksaan tikus di Kabupaten Mahakam Ulu, karena ada laporan ada pasien Leptospirosis dari sana,” timpal dr Jaya Mualimin.

Menurutnya, hingga saat ini, hanya ada satu orang yang dilaporkan mengidap Leptospirosis dari Kabupaten Kubar. Namun, dr Jaya Mualimin menyebut pasien yang bersangkutan sudah dinyatakan sembuh.

“Sementara itu, tidak ada pasien yang dirawat akibat Leptospirosis di Kota Bontang. Tapi di sana ditemukan tikus yang positif bisa menular Leptospirosis,” beber dr Jaya Mualimin.

Menurut dr Jaya Mualimin, laporan pasien yang positif terkena Leptospirosis sudah ditangani oleh tim kesehatan. “Kami sudah melakukan pengecekan kepada tikus yang ditangkap, dari 10 sampel ternyata hanya 2 tikus yang positif,” jelasnya.

Dari jumlah tersebut belum bisa dikatakan kejadian luar biasa. Hal ini, bebernya, juga disebabkan karena efek kemarau dengan curah hujan yang sedikit dan sumber air yang kurang.

“Jadi karena sumber air sedikit tikus itu minum di sumber air dan kencing disitu. Kalau makan tidak cuci tangan maka potensi untuk terkena leptospirosis sangat besar,” paparnya.

Untuk diketahui, mulai saat ini masyarakat diminta mengantisipasi karena penyakit ini bisa menjadi kejadian luar biasa, apabila tidak ditangani dengan benar. Dinkes Kaltim sendiri sudah melakukan pemantauan dan pemeriksaan kepada 67 sampel tikus yang ditangkap di kabupaten dan kota se-Kaltim. Setidaknya ada 29 tikus yang terinfeksi. (ags/adv)

Exit mobile version