AKSELERASI, BALIKPAPAN – Aktivitas truk pengangkut hasil tambang batu bara di Benua Etam kian mengkhawatirkan. Pasalnya, nyaris saban hari, jalur yang digunakan justru mengikis permukaan aspal. Sialnya, sarana transportasi massal untuk masyarakat belum ada. Hal ini terungkap saat RDP antara Komisi III DPRD Kaltim dan Dishub Kaltim di Balikpapan.
Di RDP itu, Wakil Ketua Komisi III DPRD Kaltim, Akhmed Reza Fachlevi, menegaskan modernisasi transportasi tak bisa ditunda jika Kaltim ingin mengimbangi percepatan pembangunan IKN. “Konektivitas yang buruk akan menjadi penghambat pertumbuhan ekonomi masyarakat. Kita membutuhkan pembaruan dan revitalisasi aset transportasi seperti dermaga, pelabuhan, terminal, hingga bandara perintis agar akses antarwilayah lebih lancar,” katanya.
Persoalan lainnya yang tak kalah mendesak adalah perizinan melintas bagi angkutan tambang batu bara yang kerap menimbulkan keresahan masyarakat. Truk ODOL masih menjadi pemandangan sehari-hari di jalan provinsi, tanpa pengawasan ketat.
“Banyak masyarakat mengeluhkan jalan-jalan provinsi yang rusak akibat aktivitas truk tambang. Seharusnya ada regulasi yang lebih jelas mengenai perizinan dan pengawasan terhadap angkutan ini agar infrastruktur tidak cepat rusak,” ujarnya.
Politisi Partai Gerindra ini juga menyoroti lemahnya pengawasan Dishub dalam mengatasi kendaraan ODOL serta minimnya sarana keselamatan jalan seperti LPJU, marka jalan, dan rambu lalu lintas. Menurutnya, kurangnya perhatian terhadap aspek ini meningkatkan risiko kecelakaan.
“Banyak marka jalan yang pudar, rambu-rambu yang tak terlihat, serta penerangan jalan yang minim. Ini bukan sekadar fasilitas, tapi menyangkut keselamatan pengguna jalan,” jelasnya.
Akhmed Reza Fachlevi mendesak Dishub Kaltim untuk segera melakukan perbaikan signifikan dalam aspek pengawasan dan infrastruktur transportasi. Dengan peran strategis Kaltim sebagai daerah penyangga IKN, kesiapan transportasi yang andal menjadi kunci keberhasilan.
“Jika kita tidak berbenah dari sekarang, maka kita akan tertinggal. Infrastruktur dan sistem transportasi yang buruk bisa menjadi hambatan besar bagi pertumbuhan ekonomi. Saatnya bertindak sebelum terlambat,” terangnya. (*)