Home OPINI Mempercepat Adaptasi di Desa Wisata Nglanggeran

Mempercepat Adaptasi di Desa Wisata Nglanggeran

0
Penulis saat belajar membatik topeng di Desa Wisata Nglanggeran. (FOTO: Dok. Pribadi)

Oleh:
Fatimatul Gina Az-Zahra
Mahasiswi Semester 6
Prodi D4 UPW, Jurusan Pariwisata, Polnes

DESA Wisata Nglanggeran adalah desa wisata yang terletak di Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Desa ini terkenal dengan konsep Community Based Tourism (CBT) dan memiliki keindahan alam yang luar biasa. Kenapa saya memilih Desa Nglanggeran?

Sebelumnya, saya sudah research di internet bagaimana Desa Wisata Nglanggeran. Ternyata, desa ini pernah meraih penghargaan dari United Nations World Tourism Organization (UNWTO) sebagai Best Tourism Villages. Ini membuat saya semakin yakin mimilih Desa Wisata Nglanggeran. Saya dan teman-teman memang sudah diberi saran dari kampus untuk memilih tempat magang terbaik yang direkomendasikan. Apalagi, ada kakak tingkat yang pernah magang di sana.

Selama magang, saya bertugas menjual tiket masuk dan menjadi tour guide. Saya juga berkontribusi dalam strategi pemasaran Desa Wisata Nglanggeran. Baik melalui media sosial maupun video konten untuk membuat wisatawan lebih banyak berkunjung.

Di akhir magang, saya mendapatkan project khusus dari Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis). Yaitu membuat papan informasi kepada pengunjung. Project ini saya buat dengan menarik agar dapat menarik perhatian pengunjung. Di dalam papan informasi, saya isi kegiatan apa saja yang bisa dilakukan di Desa Wisata Nglanggeran beserta foto-foto kegiatan tersebut agar wisatawan tertarik untuk kembali lagi berkunjung.

Proses magang sangat membantu saya menjadi berani untuk mencoba pengalaman baru. Momen pertama adalah ikut kegiatan Sego Wiwit –semacam rasa syukur petani ketika panen. Sego Wiwit biasanya juga diadakan dalam kegiatan live in. Di sinilah saya mendapatkan momen baru itu yang tidak pernah saya dapatkan di manapun.

Setelah sampai di sana, saya dan kawan kawan sempat mengalami culture shock. Adat dan budaya di sana sangat berbeda sekali. Kami disambut dengan baik oleh penduduk lokal. Dari penggunaan Bahasa, sopan santun merupakan nilai yang sangat dijunjung tinggi dalam budaya Jawa. Mereka yang berusia nuda, selalu menyapa dan memberikan senyum kepada orang yang lebih tua. Makanya, intensitas intraksi dengan penduduk lokal membuat saya belajar bahasa Jawa. Dari sisi rasa makanan, sudah pasti juga sangat berbeda.

Selama magang, saya menghadapi banyak tantangan. Ini menjadi pengalaman yang berharga untuk saya. Misalnya, kesulitan beradaptasi dengan lingkungan baru. Maka, solusi yang saya lakukan adalah berintraksi dengan teman-teman di sekitar. Khususnya anggota Pokdarwis. Selain rutin mengikuti kegiatan, saya juga berpatisipasi dalam tradisi masyarakat setempat. Ini dapat membantu saya mempercepat proses adaptasi. Dalam setiap pekan, pasti digelar gotong royong. Misalnya membersihkan gunung. Saya beberapa kali naik gunung untuk ikut membersihkan sampah-sampah di sana. Saya juga ikut dalam kegiatan menanam pohon di gunung.

Saya sangat senang ketika diminta membantu membuat konten video promosi Desa Wisata Nglanggeran. Dimana, saya diminta untuk menjadi talent di video tersebut. Saya juga mendapatkan pengalaman menjadi tour guide sehingga menjadi lebih berani untuk tampil di depan banyak orang.

Selama magang, saya sepeti mendapatkan keluarga dan teman-teman baru. Ini membuat saya semakin sedih untuk meninggalkan Desa Wisata Nglanggeran. Enam bulan bukan waktu yang singkat untuk kami jalani. Ada banyak suka dan dukanya. Pun selama di sana, kami menyewa homestay yang dimiliki pak Agus –kepala dukuh– dan istrinya bernama ibu Atun. Kami dijaga seperti anaknya sendiri. Bahkan dibantu ketika lagi sakit dan sering juga memberi makanan.

Dari pengalaman magang di Desa Wisata Nglanggeran, saya banyak memperoleh pengetahuan yang sangat berharga tentang bagaimana penglolaan desa wisata, interaksi dengan masyarakat lokal, serta pentingnya keberlanjutan dalam pengembangan desa wisata. Pengalaman ini tidak hanya memperkaya pengetahuan saya, tetapi juga meningkatkan keterampilan komunikasi saya.

Saran saya, untuk adik tingkat yang tertarik melaksanakan magang di Desa Wisata Nglanggeran, datanglh dengan sikap terbuka dan siap belajar. Manfaatkan setiap kesempatan yntuk berinteraksi dengan masyarakat setempat dan mempelajari tentang budaya setempat serta tradisi mereka. Jangan ragu untuk memberikaan ide-ide kreatif yang dapat membantu pengembangan Desa Wisata Nglanggeran.

Magang di Desa Wisata Nglanggeran memberikan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan dan membangun jaringan yang bermanfaat di industri pariwisata. Pengalaman ini akan menjadi bekal yang berharga bagi siapa pun yang ingin berkarir di bidang pariwisata. (*)

Exit mobile version