AKSELERASI, SAMARINDA – Kepala Jurusan (Kajur) Pertanian, Politeknik Pertanian Negeri (Politani) Kota Samarinda, Mujibu Rahman, menyoroti urgensi peran pendidikan vokasi dalam merespons perubahan yang sangat Uunpredictable. Dia menilai, pendidikan vokasi harus siap bersaing dengan mengedepankan sifat adaptif dan mengedepankan crtize solving terhadap perubahan sektor industri yang sangat ambiguity serta penuh tantangan. Kendati demikian, hal ini juga diyakini memiliki peluang.
“Realita bisa terlihat transformasi dunia industri ini sangat tidak bisa diprediksi,” katanya, belum lama ini.
Mujibu Rahman menerangkan, pendidikan Vokasi harus terus inovatif, adaptif dan inklusif dengan perubahan yang dinamis. Hal ini sesuai perkembangan trend yang ada. “Paling utama adalah memberikan kontribusi aktif dalam problematika sumber daya manusia, khususnya tenaga kerja kompeten,” ujarnya.
Hal paling mendesak yang menjadi urgensi, jelas Mujibu Rahman, adalah penyiapan sumber daya tenaga kerja manusia yang unggul dan berdaya saing merupakan solusi problematika industri dan dunia kerja di masa depan.
“Pendidikan vokasi harus menjadi solusi dari permasalahan yang dihadapi agar masyarakat merasakan kehadiran vokasi sebagai problem solver menghadapi peluang dan
tantangan dunia kerja dan dunia industri ke depan,” ujarnya.
Sementara itu, Anggota Program Ekosistem Kemitraan Konsorsium Kaltim dan Kaltara, Pandhu Rochman Suosa, berpendapat pentingnya pendidikan vokasi dalam menjalin kolaborasi dan sinergi menentukan potensi ekonomi Kaltim dan Kaltara.
Dia menegaskan, Konsorsium Ekosistem Kemitraan Provinsi Kaltim dan Kaltara terdiri atas 4 institusi pendidikan vokasi. Antara lain Politeknik Negeri Samarinda, Politeknik Pertanian Negeri Samarinda, Politeknik Negeri Balikpapan, Politeknik Negeri Nunukan.
“Data menunjukan bahwa pendidikan vokasi adalah epcintrum yang harus berperan strategis dalam meningkatkan daya saing sumber daya tenaga kerja yang unggul, berintegritas serta kompeten. Ini agar bisa bersaing dan menjadi role model SDM unggul agar bisa menyesuaikan kebutuhan industri lokal dan menjadi wirausaha yang mandiri dimana Kaltim akan menjadi daerah yang akan terus berkembang dengan adanya Ibu Kota Nusantara,” bebernya.
Pandhu Rochman Suosa juga mengungkapkan, pendidikan vokasi diharapkan menjadi basis data dalam penentuan potensi SDM dan geoekonomi yang berbasis geospasial untuk kemajuan ekonomi dan masyarakat lokal.
Makanya, dia mengaku memiliki keinginan kelak masyarakat lokal mengetahui bahwa pendidikan vokasi adalah solusi yang berkontribusi nyata dalam pembagunan sumber daya manusia tenaga kerja berkualitas, berintegritas unggul serta dibutuhkan industri baru serta berperan aktif mendukung pencapaian sumber daya manusia unggul menuju Kaltim dan Indonesia Emas 2045.
“Perguruan tinggi vokasi harus menjadi solusi dan selalu bersinergi agar selalu di hati masyarakat, vokasi harus berperan dengan optimal agar menjadi kebanggan masyarakat kaltim dan kebanggaan Indonesia,” tukas Pandhu Rochman Suosa. (*)