Home NEWS Haru Biru Mahasiswa Samarinda Kuliah di Luar Negeri: Project dan Scottish Night...

Haru Biru Mahasiswa Samarinda Kuliah di Luar Negeri: Project dan Scottish Night (3)

0
Suasana Scottish Night dengan awardee dari Strathclyde dan awardee dari Portsmouth beserta dosen yang menggagas acara. (FOTO: Dok. Pribadi)

Jauh hari sebelum bertolak ke Negeri Ratu Elizabeth, Irvan Faros Ash Siddiq telah membayangkan ini; banyak experience dan knowledge yang bisa didapatkan di tempat nun jauh di sana.

ADA banyak sosok-sosok inspiratif di sekitar Irvan. Salah satunya adalah Yuliany Fahra Putri –seniornya di Program Studi (Prodi) Diploma 4 (D4) Usaha Perjalanan Wisata (UPW), Jurusan Pariwisata, Politeknik Negeri Samarinda (Polnes). Tahun lalu, sang senior merupakan awardee program beasiswa Indonesian International Student Mobility Awards Vocation (IISMAVO) 2023. Berkat kepintarannya, Yuliany Fahra Putri berhasil kuliah di Shannon College, University of Galway, Irlandia. “Prestasi beliau jadi inspirasi bagi saya,” katanya.

Irvan pada akhirnya bertolak ke Inggris pada Agustus 2024. Tepatnya di City of Glasgow College. Selama menjalani program beasiswa IISMAVO di sana, dia mengaku mengalami banyak hal. Hal paling penting adalah mengubah perspektif terhadap dunia pendidikan dan menjalani kehidupan. “Saya juga berkesempatan bertemu dengan mahasiswa dari pelbagai negara,” jelasnya.

Menariknya, selama di sana, Irvan juga menjalankan sebuah project yang disarankan dosen. Namanya DEMOLA; website/aplikasi yang menyediakan sejumlah project untuk dipilih. Para mahasiswa yang memilih project di DEMOLA nantinya akan membentuk kelompok sesuai dengan project yang mereka pilih. Langkah selanjutnya adalah melakukan kolaborasi untuk menciptakan sebuah ide maupun gagasan baru pada topik tersebut.

Momen menarik lain yang dialami Irvan adalah saat menghadiri Scottish Night; pertemuan budaya yang digagas para dosen di City of Glasgow College untuk memperkenalkan makanan dan minuman popular di Skotlandia. Apalagi, dalam event ini, mereka juga diperkenalkan pakaian, tarian, hingga alat musik khas negara tersebut.

Di dunia akademis, Irvan merasakan perbedaan yang sangat signifikan. Terutama dalam metode pembelajaran. Para dosen di City of Glasgow College mendorong mahasiswa untuk lebih aktif dalam diskusi yang membuatnya merasa lebih terlibat dalam proses pembelajaran. Project kolaboratif juga selalu dilakukan dalam beberapa hari sekali. Prosesnya menuntut Irvan untuk bekerja sama dan memecahkan masalah secara kreatif.

“Saya merasakan betapa pentingnya komunikasi serta pengertian terhadap sesama pada metode pembelajaran ini, karena kami semua berasal dari latar belakang yang berbeda-beda. Saya merasa, dengan banyaknya perbedaan antara kami dan diiringi dengan perasaan saling peduli serta saling mengerti, justru membuat kami semakin dekat,” terang Irvan.

Di lain sisi, lantaran jarak yang sangat jauh dari rumah, membuat Irvan harus bisa mengelola keuangan dan waktunya dengan baik. “Proses itu membuat saya merasakan pertumbuhan ke arah yang lebih baik dari dalam diri,” bebernya.

Dibalik semua proses itu, Irvan mengakui, pengalaman berharganya selama menjalani program beasiswa IISMAVO adalah bertemu dengan sesama awardee yang tinggal bersamanya. “Saya merasa mereka seperti keluarga. Mereka selalu mendukung saat saya sedang tidak baik-baik saja. Saya merasakan betapa menyenangkannya apabila semua orang mendapatkan kesempatan seperti yang saya dapatkan,” tutupnya. (*)

Exit mobile version