AKSELERASI – Penurunan emisi karbon menjadi isu utama pertemuan tahunan The 13th Annual Meeting Governors Climate Forest (GCF). Berlangsung di Cetro de Convencionnes Yucatan Siglo XXI Kota Merida, Yukatan, Meksiko, event ini dihadiri Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kalimantan Timur Hasanuddin Mas’ud, Selasa 7 Februari 2023 kemarin.
Politisi artai Golongan Karya ini mengaku mengaku bangga. Sebab Kaltim menunjukkan upaya serius dan kolaboratif dalam penurunan emisi karbon dunia dengan menjaga hutan dan lingkungan. “Jelas ini bukan sekadar retorika kosong. Kaltim sudah mendapat pengakuan dunia atas upaya melakukan program FCPS Carbon Fund,” katanya.
“Bank Dunia mengganjar Indonesia dengan dana karbon sebesar USD 110 juta dari upaya kolaboratif yang dilakukan pemerintah dan masyarakat Kaltim, bersama stakeholder lainnya. Pembayaran awalnya USD 22 juta sudah dilakukan tahun lalu,” tambah Hasanuddin Mas’ud.
Menurutnya, kebijakan Kaltim terhadap upaya pelestarian lingkungan tidak diragukan lagi. makanya, DPRD Kaltim harus terus mengawal kebijakan prorakyat yang bisa memberi keseimbangan antara pemanfaatan dan upaya penyelamatan alam.
Dalam kesempatan itu, Hasanuddin Mas’ud juga bertemu dengan Ketua DPRD Papua Yunus Wonda. Keduanya juga sempat berdiskusi tentang dukungan legislatif terhadap kerja-kerja eksekutif dalam upaya penurunan emisi karbon dunia melalui kebijakan-kebijakan produktif yang berpihak pada program ekonomi hijau berkelanjutan, mencegah deforestasi, serta degradasi hutan.
“Ada kesamaan dengan teman-teman kita di Papua. Prinsipnya sangat mendukung upaya-upaya pemerintah untuk melakukan penurunan emisi karbon serta memanfaatkan hutan, namun menjaga hutan tetap lestari. Karena hutan Kaltim dan Papua sama-sama menjadi paru-paru dunia,” ungkapnya.
Sebagai informasi, sebagai inisiator pembentukan GCFTF, Papua, Aceh, serta beberapa provinsi lain dan subnasional di Brazil dan Amerika Serikat mulai bergerak mulai November 2008. Kaltim, meski bergabung setelah itu, dapat berbangga membuktikan capaian dalam upaya pengurangan emisi karbon. Bahkan melebihi target yang semula 22 juta ton CO2e menjadi 30 juta ton CO2e.
Atas prestasi tersebut, peduduk dunia merasakan dampak positifnya karena dapat menahan laju pemanasan global seperti cuaca ekstrem, air laut yang meningkat dan panas bumi yang semakin tinggi. Tahun depan rencananya Papua akan menjadi tuan rumah GCFTF ke-14. Hamas memberi dukungan penuh untuk Papua.
“Ini perjuangan kita bersama untuk menjaga bumi dan kehidupan yang nyaman bagi generasi mendatang. Selain itu kita terus perlu mengampanyekan bahwa penduduk Indoensia sangat berkontribusi dalam uoaya penurunan emisi karbon dan perubahan iklim ekstrem. Karena itu kita dukung Papua jadi tuan rumah GCF mendatang. Semoga sukses dan semua berjalan lancar,” tutup Hasanuddin Mas’ud. (adv)