AKSELERASI, SAMARINDA – Sepak bola masih menjadi cabor yang paling diminati pemuda di Indonesia. Hal ini diungkap Koordinator Olahraga Pendidikan dan Sentra Olahraga, Bidang Pembudayaan Olahraga, Dispora Kaltim, Suriani, saat memaparkan laporan SDI 2023 yang diumumkan Kemenpora. “Di kelompok pemuda, partisipasi dalam sepakbola mencapai 24,5 persen atau setara dengan 14,3 juta pemuda,” jelasnya.
Selain sepak bola, partisipasi pemuda di cabor juga tampak di atletik. Persentasenya mencapai 21,3 persen atau setara dengan 12,4 juta pemuda. Lalu ada pula voli sebesar 18,8 persen atau setara dengan 10,9 juta pemuda. Sementara cabor lain adalah bulutangkis sebesar 9,1 persen atau setara dengan 5,3 juta pemuda.
“Sayangnya, potensi tersebut belum mampu ditransformasi menjadi prestasi di lingkup kawasan maupun global,” terang Suriani.
Ia menyatakan, prestasi cabor sepak bola, atletik, dan voli masih jauh dari potensi yang dimilikinya. Artinya, prinsip trickle-up effect tidak berlaku dalam kasus ini. “Yang berhasil mencapai performa tinggi selain bulutangkis, justru cabang olahraga yang populasi partisipan di kalangan anak dan remaja relatif kecil seperti angkat besi dan panjat tebing,” paparnya.
Dari aspek tujuan, sebagian besar anak dan remaja melakukan olahraga untuk kesehatan. Pada anak tujuan kesehatan sebesar 68,9 persen dan pada pemuda sebesar 69,1 persen. Sementara itu, melakukan olahraga untuk tujuan menjadi atlet, pada kelompok anak sebesar 10,7 persen dan pada kelompok pemuda sebesar 4 persen.
Menurut Suriani, jika tujuan tersebut dikategorisasikan ke dalam prestasi dan nonprestasi, maka olahraga untuk tujuan nonprestasi pada pemuda sebesar 96 persen. “Kalau untuk tujuan prestasi, data SDI 2023 Kemenpora menuliskan hanya sebesar 4 persen,” pungkasnya. (ak/adv)