AKSELERASI, SAMARINDA – Ribuan siswa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Taman Kanak-Kanak (TK), menyambangi Desain Besar Olahraga (DBON) Kalimantan Timur (Kaltim). Terbagi dalam 3 sesi, mereka mengikuti sejumlah kegiatan sejak Selasa 19 November 2024 pagi hari ini hingga Kamis 21 November 2024 mendatang. Total ada 1200 siswa yang terlibat dalam Visiting Event Adi Darma 2024 with DBON Kaltim di Aula eks Kantor Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kaltim ini.
Di kegiatan ini, para siswa dikenalkan mengenai DBON Kaltim melalui tayangan video. Bahkan, mereka juga diperkenalkan dengan kebolehan atlet Desain Olahraga Daerah (DOD) Kaltim yang telah dibina secara serius sejak 2023. Dalam sesi itu, para atlet DOD Kaltim menunjukkan kebolehannya di cabang olahraga (cabor) panahan, silat, karate, hingga taekwondo.
Kepala Pelaksana Sekretariat DBON Kaltim Zairin Zain, menjelaskan DBON mulai dibentuk Pemerintah Pusat sejak 2021. Tepatnya pada Peringatan Hari Olahraga Nasional (Haornas) ke-38, 9 September 2021. Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 86 Tahun 2021 tentang DBON. Sebagai tahap awal hingga 2024, Kaltim menjadi provinsi pertama yang memiliki DBON. “Program ini langsung direspon positif gubernur Kaltim saat itu bapak Isran Noor,” katanya, saat memberikan sambutan.
Sejak saat itu, DBON Kaltim mulai membina atlet usia dini, yakni dari umur 4 tahun hingga 15 tahun. “Mereka dilatih sejak 2022, dari SD (Sekolah Dasar, Red.) sampai SMP (Sekolah Menengah Pertama, Red.),” ujar Zairin Zain. “Saat ini sudah ada 120 atlet, dan mereka merupakan atlet negara,” timpalnya.
Setahun berlatih, atlet DOD Kaltim akhirnya bisa membuktikan diri dipelbagai kejuaraan. Di dua event regional yang berlangsung di Kota Tenggarong –Kabupaten Kartanegara (Kukar)-– dan Kabupaten Berau, para atlet muda DOD Kaltim berusia di bawah 15 tahun berhasil menunjukkan kelasnya. Mereka mampu meraih medali emas dan bahkan mengalahkan atlet dari Sekolah Khusus Olahragawan Internasional (SKOI) Kaltim, yang telah berpengalaman di tingkat junior dan sering mengikuti kompetisi nasional.
“Sekolah olahraga itu masa depannya tidak suram, justru masa depannya cerah. Ini merupakan program yang diminta Pemerintah Pusat, dimana sejolah, latihan, sampai perlengkapannya dibiayai Pemerintah,” jelas Zairin Zain.
Dalam kesempatan itu, dia berpesan, para orangtua hendaknya mendorong putra-putri mereka untuk menjadi atlet sejak usia dini. Sebab, dunia olahraga juga menjanjikan masa depan yang baik. “Atlet-atlet kita ang masih SMA (Sekolah Menengah Atas, Red.), sudah mengikuti PON (Pekan Olahraga Nasional, Red.) dan juara. Mereka bahkan mendapatkan bonus dari Pemerintah,” terang Zairin Zain. (fai)