AKSELERASI – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Timur (Kaltim) mulai memperhatikan kebutuhan perempuan saat bencana. Salah satu bentuk perhatian tersebut adalah dengan menyediakan pembalut untuk pengungsi perempuan.
Koordinator Pusdalops BPBD Kaltim, Cahyo Kristanto, mengatakan bahwa kebutuhan pembalut untuk pengungsi perempuan sangat penting. Hal ini karena perempuan yang sedang mengalami menstruasi atau hamil, bahkan ada yang baru saja melahirkan, membutuhkan penanganan tersendiri.
“Kalau menyangkut bencana, dipastikan ada perempuan yang sedang mengalami menstruasi atau hamil, bahkan ada yang baru saja melahirkan. Kondisi ini perlu diberikan penanganan tersendiri,” ujar Cahyo.
Agar kebutuhan pembalut untuk pengungsi perempuan dapat terpenuhi, BPBD Kaltim mulai tahun ini mendistribusikan pembalut kurang lebih 80 paket ke masing-masing BPBD kabupaten/kota. Pembalut-pembalut tersebut sudah disiapkan dengan masa kadaluwarsa yang panjang, sehingga dapat digunakan dalam waktu yang lama.
“Kami menggunakan masa kadaluwarsanya yang paling lama. Jadi benar-benar untuk pengungsi dan ini juga sifatnya sangat lama,” tandasnya.
Pemandangan perempuan pengungsi yang menggunakan pembalut kadaluwarsa pernah terjadi dalam peristiwa tsunami Palu pada tahun 2018. Saat itu, ada pihak ketiga yang menyumbang pembalut dalam jumlah besar. Namun, pembalut tersebut sebagian besar sudah kadaluwarsa.
Kejadian tersebut menjadi pelajaran berharga bagi BPBD Kaltim. Oleh karena itu, BPBD Kaltim berkomitmen untuk menyediakan pembalut yang berkualitas dan layak untuk digunakan oleh pengungsi perempuan.
Kebijakan BPBD Kaltim untuk memperhatikan kebutuhan perempuan saat bencana ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Mereka menilai bahwa kebijakan tersebut merupakan langkah yang tepat untuk melindungi perempuan dan anak-anak yang terdampak bencana. (ags/adv)




