AKSELERASI – Dinas Kesehatan Kalimantan Timur menerangkan posyandu atau pos pelayanan terpadu memiliki peran penting dalam meningkatkan kesehatan dan gizi masyarakat, khususnya di Benua Etam.
“Posyandu dapat menjadi tempat screening atau penapisan bagi masyarakat yang mengalami masalah kesehatan atau gizi,” kata Analis Gizi Dinkes Kaltim Uzah Maria Ulfah di Samarinda, Sabtu.
Ia menjelaskan, posyandu merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan dasar yang diselenggarakan oleh masyarakat bersama pemerintah.
“Misal anak sakit, kesehatan bermasalah, makan bermasalah bisa dibawa ke posyandu. Di sana akan diperiksa oleh petugas kesehatan dan diberikan saran atau rujukan yang sesuai,” ujarnya.
Uzah menambahkan, posyandu juga dapat memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pola hidup sehat dan pencegahan penyakit.
Menurut Uzah, posyandu tidak hanya ditujukan untuk balita, ibu hamil, dan lansia, tetapi juga untuk semua fase umur.
“Posyandu terdapat beberapa skema, yaitu registrasi, penimbangan, pengukuran tinggi badan, imunisasi, dan pemberian makanan tambahan. Semua itu bisa dilakukan untuk semua umur, tidak hanya balita,” jelasnya.
Uzah mengapresiasi kesadaran masyarakat Kaltim yang sudah tinggi terhadap posyandu. Ia mengatakan, setiap puskesmas di Kaltim memiliki lebih dari 30 posyandu yang tersebar di berbagai daerah.
“Masyarakat sadar posyandu milik bersama. Mereka juga aktif berpartisipasi dalam kegiatan posyandu, baik sebagai kader maupun sebagai peserta,” ungkapnya.
Uzah berharap, posyandu dapat terus berkembang dan memberikan manfaat bagi masyarakat Kaltim. Ia juga mengimbau agar masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan saat mengunjungi posyandu di masa pandemi COVID-19.
“Posyandu itu penting untuk kesehatan dan gizi kita. Mari kita dukung dan manfaatkan posyandu dengan baik,” tutupnya.
Sebelumnya, Dinkes Kaltim tengah mengoptimalkan pos pelayanan terpadu (posyandu) agar bisa melayani orang yang lanjut usia (lansia), di samping memaksimalkan penanganan terhadap pertumbuhan balita dalam program menekan atau mencegah  stunting.
“Hal ini berarti layanan di posyandu akan lebih fokus pada pengawalan siklus kehidupan, di mana lansia, remaja, bayi, dan balita akan mendapatkan layanan yang terintegrasi dalam satu tempat,” ujar Kepada Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Kaltim Fit Nawati.
Ia menuturkan, dengan adanya integrasi tersebut, Dinkes Kaltim berharap keluarga yang memiliki bayi atau balita juga akan membawa lansia ke posyandu.
“Tujuannya adalah untuk meningkatkan penanganan terhadap penyakit tidak menular dan mengupayakan kesehatan dan produktivitas lansia,” jelasnya
Ia berharap dengan adanya layanan integrasi tersebut, Dinkes Kaltim dapat memberikan perhatian yang holistik terhadap kesehatan masyarakat, termasuk pertumbuhan balita dan penanganan kesehatan semua fase usia. (ags/adv)