AKSELERASI – Aksi siswa mengacungkan senjata taman kepada guru di salah satu Sekolah Menengah Kejuruan, ditanggapi serius Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kalimantan Timur. Akhmed Reza Fachlevi, Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, mengatakan kebijakan mengeluarkan siswa yang bersangkutan merupakan hal wajar. Namun, baginya, masalah ini tak hanya dilihat dari satu sisi saja.
Bagi Akhmed Reza Fachlevi, banyak faktor yang menjadi pemicu terjadinya insiden ini. “Persoalan siswa yang membawa parang tentu tidak bisa dilihat dari satu sisi saja. Ada banyak persoalan yang bisa saja terjadi di belakangnya,” katanya.
Akhmed Reza Fachlevi menjelaskan, ada contoh faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan psikologis seorang siswa. Diantaranya seperti kondisi keluarga, pola asuh orangtua, termasuk kondisi ekonomi dan lingkungan pergaulan.
Tidak hanya itu. Pembinaan siswa melalui peran sekolah juga seharusnya menjadi kunci utama pembentukan mental dan etika seluruh siswa. “Sekolah juga berpengaruh, bagaimana selama ini guru dalam memberikan pendidikan. Jadi semua perlu dievaluasi secara menyeluruh,” ujarnya.
Akhmed Reza Fachlevi menyatakan, langkah sekolah yang mengambil kebijakan mengeluarkan siswa bersnagkutan dari sekolah didukung Komisi IV DPRD Kaltim. Sebab, urainya, kebijakan itu juga memberikan pembelajaran bagi siswa lainnya agar tidak melakukan hal yang serupa. “Sekolah pasti sudah punya pertimbangan tersendiri saat mengeluarkan kebijakan itu sebagai pembelajaran pada siswa lainnya. Jika memang siswa tidak bisa dididik dengan baik, maka wajar apabila dikembalikan dulu ke orangtua,” ucapnya. (adv)