AKSELERASI – Keberadaan Pemuda Pelopor di Kalimantan Timur laik diacungi jempol. Pasalnya, dalam kurun waktu 3 tahun terakhir, mereka sukses menembus level nasional.
Rasman, Kepala Bidang Pengembangan Pemuda, Dinas Pemuda dan Olahraga Kaltim, mengungkapkan capaian itu tentu tak mudah diraih. Pasalnya, proses seleksi yang dilakukan mulai dari tingkat kabupaten/kota saja cukup berat.
Menurut Rasman, untuk pemilihan Pemuda Pelopor 2023, mereka yang lolos dari kabupaten/kota, menjalani seleksi kembali sebelum dibawa ke tingkat nasional. “Dari seleksi itu, terpilih empat orang dari Kaltim yang akan ke Jakarta,” katanya.
Sebagai informasi, peserta pertama yang lolos berasal dari Bidang Sumber Daya Alam, Lingkungan, dan Parawisata atas nama Reza dari Kutai Kartanegara. “Dia mempersentasikan kubis (sayuran, Red.) menjadi tenaga baterai. Karya ini diilhami kekhawaturan Reza terhadap lingkungannya yang masih kesulitan mendapatkan akses listrik,” ucap Rasman.
Peserta lain yang lolos dari Bidang Pendidikan atas nama Yurmi Handayani. Kisahnya sendiri cukup inspiratif. Yurmi hidup di lingkungan yang kurang baik. Pasalnya, selain judi sabung ayam, lingkungan Yurmi juga diisi aktivitas kenakalan remaja. Lingkungan negatif ini cukup berpotensi menyeret generasi muda di lingkungannya terjerumus.
Untuk mengubah itu, Yurmi membuat Taman Kanak-Kanak, Taman Pendidikan Alquran, serta Pendidikan Anak Usia Dini. “Aktivitas itu dilakukannya dibawah Yayasan Cakrawala Kaki Langit,” papar Rasman.
Peserta selanjutnya yang lolos adalah Fabianus. Rasman menceritakan, Fabianus punya perhatian terhadap lingkungannya di Kampung Tanjung Isuy –Kecamatan Jempang, Kabupaten Kutai Barat. Di sana, Fabianus tak hanya aktif di gereja. Dia juga kerap membantu dalam kegiatan keagamaan lain. “Selain itu juga dia aktif di kegiatan seni dan budaya, terutama musik etnik Dayak,” jelas Rasman.
Sementara itu, peserta terakhir yang lolos adalah Dianisa di Bidang Inovasi Teknologi. Dianisa membuat aplikasi khusus sampah atau dengan kata lain bank sampah melalui aplikasi. “Ada beberapa bank sampah yang diciptakan. Dia bahkan sudah pisahkan bahan-bahan yang dia pilih melalui aplikasi ini, seperti kertas dan lain lain,” bebernya. “Menurut Dianisa 2 kilogram kertas bisa mengurangi 2 sampai 3 pohon yang di tebang,” tukas Rasman. (cal/adv)