spot_img

Amrina Rosyada, Mahasiswi Samarinda yang Melestarikan Tari Tradisional

Mengisi kegiatan luang di kampus bisa dengan berbagai kegiatan positif, salah satunya adalah dengan menari, khususnya tarian tradisional.

SEPERTI yang dilakukan mahasiswi Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman yang mengajak untuk melestarikan tarian tradisional, yakni Amrina Rosyada.

Selain aktif di organisasi kampus, gadis berusia 20 tahun ini juga aktif di UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) Tari Tradisional sebagai wadah berkreasi dan menyalurkan hobinya.

Mahasiswi asal Samarinda ini memang menyukai tari sejak dibangku sekolah, dan mulai aktif serta mendalami pada saat mengikuti organisasi di kampus.

Tarian tradisional khas Dayak sendiri ada bermacam-macam, dan tarian yang dilakukan oleh Amrina merupakan jenis tarian tradisional kontemporer.

Ia menjelaskan, tarian Dayak kontemporer merupakan tarian Dayak campuran yang di tata ulang dengan memadukan unsur modernisasi, sehingga bisa mendapatkan kreasi serta warna baru tanpa meninggalkan makna aslinya.

“Kita lebih banyak di tarian campuran, tapi tidak meninggalkan budaya tarian tersebut. Misalnya seperti masyarakat Dayak itu kalau habis panen pasti ada pesta rakyatnya, ada tarian-tariannya.

Dari tarian-tarian itu kita ambil satu contoh, misalnya tari Manen Tuak itu dibikin tarian yang dikreasikan,” ujar Amrina.

Meski begitu, Amrina menyebutkan bahwa tidak semua tarian tradisional Dayak bisa dibuat kontemporer.

Ada tarian Dayak yang bersifat sakral sehingga tidak bisa dibawakan sembarang orang apa lagi sampai mengubah atau mengkreasikan tarian tersebut.

“Tarian dayak yang sifatnya sakral tidak bisa di buat kontemporer, mulai dari penari, pakaian sampai gerakan harus sesuai peraturan adat, kalau kita lakukan bisa kena hukum adat,” jelas Amrina.

Tidak cuma menyalurkan hobi, namun tarian juga bisa menjadi ajang mendapatkan prestasi serta pendapatan sampingan.

Amrina pun sering tampil di acara kampus, seperti acara pengkaderan atau acara yudisium. Amrina juga pernah mengisi acara nikahan atau acara dalam sebuah perusahaan.

Amrina sendiri memiliki dua kelompok tari. Untuk beberapa acara luar, kelompok tari Amrina merupakan gabungan dari teman luar kampus.

Sedangkan kelompok tari di kampus, untuk mengisi kegiatan disekitar kampus, mengikuti perlombaan di lingkungan universitas, atau lomba Festival Mahakam bersama teman organisasi.

Untuk latihan sendiri, Amrina bersama teman-temannya berlatih di kampus secara mandiri melalui internet seperti video di Youtube.

“Waktu masih dalam naungan BEM ada pelatihnya selama setahun, tapi setelah di himagrotek kita mandiri latihan sendiri. Namun jika menjelang perlombaan biasanya kita mendatangkan pelatih khusus tari,” ungkapnya.

Amrina beserta penari lain dari angkatan dibawahnya saat ditemui di Sekretariat Himagrotek. FOTO: Instagram

MENGAJAK ANAK MUDA
Menurut Amrina, peminat tarian tradisional makin tahun makin banyak terlihat dari banyaknya acara maupun lomba, di mana lebih didominasi remaja dari pelajar-pelajar dan mahasiswa. Bahkan di sanggar tari pun pendaftarnya banyak dari kalangan muda.

Amrina melihat hal ini sebagai fenomena yang bagus, karena tarian tradisional dari berbagai daerah harus terus di populerkan sebagai identitas daerah dan kekayaan budaya Indonesia.

Hal ini membuat Amrina berkeinginan mengajak anak muda untuk belajar tarian tradisional dimulai dari angkatan muda di kampusnya

“Kedepannya untuk angkatan yang lebih muda akan terus diajak dan dilatih untuk melestarikan tarian tradisional, apalagi di Fakultas Pertanian himagrotek kini mempunyai keunggulan di UKM tarian. Karena beberapa tahun terakhir ini mulai banyak penari tarian tradisional,” tutup Amrina. (*)

spot_img

Yuk Baca Juga

spot_img

Berita Terkait

error: Content is protected !!