AKSELERASI – Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kalimantan Timur, Ananda Emira Moeis, menilai Pemerintah Provinsi Kaltim perlu meningkatkan giat dalam proses pembangunan ke depan menciptakan sumber daya manusia mumpuni bebas dari stunting.
“Faktor stunting pada dasarnya tidak terlepas dari terjadinya kemiskinan ekstrem. Karena kemiskinan ekstrem adalah ketidak mampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, air bersih, sanitasi layak, kesehatan, tempat tinggal, pendidikan dan layanan sosial,” katanya.
Ananda Emira Moeis menyebutkan, indikator lain dari kemiskinan ekstrem yang memicu stunting ialah mereka yang tidak memiliki pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup atau pengangguran karena minimnya akses informasi terhadap masyarakat, maka pemerintah dirasa perlu untuk membuat program padat karya yang bisa membuka lapangan kerja sebanyaknya.
Di lain sisi, untuk menuju masa depan Indonesia emas adalah dengan memiliki SDM berkualitas, karenanya juga pemerintah dalam hal ini dinas terkait sudah semestinya mendata mulai dari sekarang mana saja masyarakat yang perlu dilakukan pendampingan, termasuk memberikan upaya prefentifnya.
“Yang pasti kegiatan berkelanjutannya harus berkesinambungan, kita harus bisa, karena pastinya berhubungan. Ada satu keluarga miskin yang punya anak bagaimana mau bicara soal gizi kalo soal makan, hari ke hari, belum tentu bisa tertangani,” ujarnya.
Selain itu, Ananda Emira Moeis mengajak agar upaya pencegahan stunting dapat dimulai dari tiap-tiap keluarga untuk lebih kreatif dengan menciptakan pekarangan sayur dan buah di halaman rumah.
“ketika panen bisa untuk membantu dalam perbaikan gizi buat keluarga di rumah, artinya tidak selalu membeli, dan kelebihannya bisa di jula ke pasar untuk meningkatkan pemasukan. Ini harus menjadi atensi banyak orang. Tidak bisa pemerintah sendiri. Keluarga sendiri juga gak bisa. Jadi ayo gotong royong,” tutupnya. (adv)