Akses dari dan menuju Jalan Aip II K. S. Tubun –sekitar Pasar Taman Rawa Indah– kerap menjadi persoalan yang tak kunjung tuntas. Apa respon legislator Kota Taman?
JALAN Aip II K. S. Tubun sering dilanda kemacetan. Kondisi itu terjadi tak sekadar makin parah lantaran beberapa bagian jalannya mengalami kerusakan. Luas jalan yang sempit juga menjadi faktor masalah ini terjadi. Belum lagi, akses jalan tersebut juga tak kunjung diperbaiki selama bertahun-tahun.
Kondisi tersebut ternyata menjadi atensi serius Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bontang. Abdul Samad, misalnya. Sekretaris Komisi III ini menyatakan, kemacetan bukan karena banyaknya pedagang yang berjualan di pinggir jalan. Kemacetan, ujarnya, lebih disebabkan oleh pelbagai faktor. Contohnya, jalan yang rusak, dan luas jalan yang kadung sempit.
“Ini faktanya, karena banyak masyarakat yang menyampaikan keluhan tersebut langsung kepada saya,” katanya, saat ditemui Akselerasi Kamis 21 Oktober 2021, pagi tadi.
Bagi politisi Partai Hati Nurani Rakyat tersebut, harus ada langkah solutif yang harus diambil agar masalah ini tidak berlarut. Salahsatu diantaranya adalah peran Pemerintah Kota Bontang untuk mengusulkan anggaran khusus dan pekerjaan prioritas di tahun depan.
Meski terkesan membela pedagang yang berjualan di pinggir jalan, Abdul Samad justru menampik anggapan itu. Baginya, jika memang memiliki dampak yang signifikan –seperti sumber kemacetan dan penyebab sepinya pengunjung Pasar Tamrin– dia justru mendorong Pemkot Bontang menerbitkan Peraturan Walikota soal larangan berjualan di sisi jalan. “Sebaiknya diterbitkan Perwali itu,” ucapnya.
Lebih lanjut Abdul Samad menjelaskan, Perwali bisa menjadi dasar bagi Satuan Polisi Pamong Praja untuk melakukan penerbitan. Sebab selama ini, penertiban tidak dilakukan Pemkot Bontang lantaran tidak punya dasar yang kuat untuk hal tersebut. “Ketegasan walikota (Basri Rase, Red.) sangat diperlukan jika masalah ini mau selesai,” tukasnya. (sur/adv)
