AKSELERASI – Sejumlah eksemplar koran bahari tersimpan rapi di lantai 3 Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kalimantan Timur. Tepatnya di ruang Deposit dan Alih Media. Namun, keberadaan koran-koran bahari ini belum dirawat dengan laik. “Sementara ini kami hanya melakukan yang kami bisa, seperti membersihkan dari debu,” kata Fatimah Irny, Kepala Seksi Deposit dan Alih Media DPK Kaltim.
Sebenarnya, di DPK Kaltim sendiri, ada peralatan khusus yang disiapkan untuk merawat kertas-kertas medio 60 hingga 90-an. Peralatan itu sendiri didominasi cairan-cairan khusus untuk membersihkan jamur yang menempel di lapisan atas kertas. “Tapi kami tidka memiliki SDM (sumber daya manusia, Red.) yang khusus menangani itu. Selain acairan, ada peralatan lainnya,” ujarnya.
Fatimah Inry berpendapat, persoalan ini sebenarnya biasa diatasi jika ada anggaran khusus yang dialokasikan untuk melestarikan koran-koran baheula yang pernah terbit di Kaltim. Jika memiliki anggaran, ucapnya, DPK Kaltim bisa merekrut tenaga khusus. “Di Perpusnas (Perpustakaan Nasional, Red.) dan ANRI (Arsip Nasional Republik Indonesia, Red.) itu ada SDM yang khusus menangani ini. Kami bisa rekrut dalam jangka waktu tertentu jika ada anggarannya,” jelasnya. “Namun sekali lagi, anggaran yang dibutuhkan pasti sangat besar, karena harus mendatangkan mereka ke sini beserta peralatannya,” timpal Fatimah Inry.
Selain itu, menurut Fatimah Inry, saat ini, media-media besra yang beroperasi di Kaltim, sudah memiliki arsip digital masing-masing. Namun jika menilik ke belakang, khususnya terbitan era 90-an ke bawah, ia meyakini belum banyak diarsipkan dan dialihmediakan. “Makanya kami berpikir, belum tentu media-media itu memiliki arsip yang lengkap seperti kami,” tukasnya. (fai/adv)