spot_img

Limbah Kelapa Sawit Jadi Biopelet, Jadi Solusi Energi Terbarukan

AKSELERASI, SAMARINDA – Tim peneliti dari Politeknik Negeri Samarinda (Polnes) kembali bikin gebrakan. Kali ini, tim peneliti dari Jurusan Teknik Kimia, menemukan solusi energi terbarukan melalui limbah kelapa sawit yang dikonversi menjadi biopelet. Dipimpin Marlinda, S.T., M.Eng., tim peneliti diisi 5 anggota. Mereka adalah Andi Lisnawati, Ibnu Eka Rahayu, Fitriyana, Noorma Kurnyawaty, dan Sekar Ayu Setyowati. Menariknya, mereka juga melibatkan sejumlah mahasiswa dalam project penelitian ini.

Menurut Ketua Tim Peneliti, Marlinda, S.T., M.Eng., industri kelapa sawit merupakan salah satu sektor penting dalam perekonomian Indonesia. Namun, industri ini juga menghasilkan limbah yang cukup besar. “Salah satunya seperti janjang kosong (jangkos),” ujarnya.

Di sisi lain, jangkos dapat dimanfaatkan menjadi biopelet, sebuah bentuk energi terbarukan yang ramah lingkungan. Biopelet adalah bahan bakar padat yang terbuat dari biomassa, seperti limbah pertanian atau kehutanan. Biopelet dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar fosil, seperti batu bara atau minyak bumi. “Biopelet yang dihasilkan dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk pembangkit listrik, industri, atau bahkan rumah tangga,” ucapnya.

Polnes, khususnya Jurusan Teknik Kimia, mengambil peran dalam pengolahan jangkos menjadi biopelet. Hal ini, urai Marlinda, S.T., M.Eng., melalui Program Katalisator Kemitraan Berdikari yang mendapatkan hibah pendanaan oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dan dikelola oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek).

Tim peneliti, ungkap Marlinda, S.T., M.Eng., bekerja sama dengan PT. Perkebunan Kaltim Utama I. Mereka mendapatkan suplai bahan baku jangkos yang akan dimanfaatkan menjadi biopelet. “Produksi kelapa sawit yang sangat banyak di Kaltim (Kalimantan Timur, Red.) inilah menjadi tantangan bagi kami dalam hal pengolahan limbah, sehingga nantinya dapat dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat” urainya.

Marlinda, S.T., M.Eng., menjelaskan, jangkos hasil pengolahan dicacah terlebih dahulu untuk melakukan penyeragaman ukuran sebelum dijadikan biopelet. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan produk biopelet yang memiliki spesifiksi sesuai standar. Selain itu, sisa hasil penyeragaman ukuran yang tidak terpakai untuk biopelet, akan dimanfaatkan Kembali menjadi pupuk kompos agar lebih bernilai jual serta mendukung program zero waste.

“Saat ini proses produksi pada tahap optimalisasi pembuatan biopelet dengan melakukan beberapa variasi terutama pada komposisi dan variasi penggunaan perekat biopelet,” jelasnya.

Pemanfaatan jangkos menjadi biopelet, bagi Marlinda, S.T., M.Eng., merupakan salah satu solusi energi terbarukan yang dapat membantu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mengurangi emisi gas rumah kaca. Dengan demikian, pemanfaatan limbah kelapa sawit menjadi biopelet dapat menjadi salah satu langkah penting dalam mencapai target energi terbarukan dan mengurangi dampak lingkungan.

“Program Katalisator Kemitraan Berdikari ini juga diharapkan dapat menjadi pendorong utama bagi pengembangan inovasi di daerah, serta memberikan kontribusi signifikan pada pertumbuhan ekonomi nasional,” punglasnya. (fai)

  Yuk Gabung ke Channel WhatsApp Akselerasi.id!

spot_img

Yuk Baca Juga

spot_img

Berita Terkait