Eksistensi Ada Al Ali Murrabbaniah di dunia menjahit bukan tanpa tantangan. Ia mengaku merasakannya sejak awal hingga saat ini.
KONSUMEN Alda tidak hanya ada di Tenggarong. Tetapi juga dari Samarinda dan beberapa kabupaten/lota lain di Kaltim. Konsentrasinya pada baju untuk perempuan, membuatnya dipercaya banyak kalangan.
Alda mengaku, dalam membuat sebuah baju, bahan biasanya datang dari konsumen. Ia hanya bertugas untuk membentuk baju sesuai dengan keinginan konsumen. Baju yang ia buat, tak bisa ditentukan harganya. Hal tersebut tergantung tingkat kesulitan model yang dibuat. Namun, Harga yang dipatok tidak termasuk dengan harga bahan yang dibeli sendiri oleh konsumen.
“Semakin sulit, biasanya semakin mahal juga. Tapi kalua sederhana, harganya tetap standar,” katanya, saat diwawancara Akselerasi.id, usai upacara memperingati Hari Sumpah Pemuda (HSP) di halaman parkir Komplek Gelora Kadrie Oening, Senin 28 Oktober 2024.
Alda mengakui, ada banyak tantangan selama ia menggeluti dunia menjahit. Salah satunya adalah persaingan antar tempat menjahit. Pernah sekali waktu, Alda mendapat komplain dari tempat menjahit lain lantaran ia memberikan harga murah kepada konsumen.
“Padahal niat saya membantu masyarakat. Tapi itu tidak membuat saya down. Saya tetap menjalani apa yang saya yakini,” bebernya.
Alda berharap, prestasinya ini dapat menjadi inspirasi bagi pemuda dan pemudi lainnya di Kaltim untuk terus mengasah kreativitas mereka. “Pemuda dengan kreativitas yang tinggi dapat menjadi role model yang menginspirasi orang lain untuk berpikir out of the box dan menciptakan perubahan positif,” tutupnya. (ak/adv)