AKSELERASI – Data Badan Pusat Statistik Kalimantan Timur mencatat angka putus Sekolah Menengah Atas dan Sederajat tinggi. Persentasenya bahkan mencapai 74,26 persen. Menyikapi masalah ini, Wakil Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kaltim, Puji Setyowati, mendesak Organisasi Perangkat Daerah terkait dapat menyediakan program untuk menyikapi sejumlah faktor yang mengakibatkan terjadinya putus sekolah.
Menurut Puji Setyowati, banyak faktor yang mempengaruhi hingga terjadinya putus sekolah bagi sebagian siswa maupun siswi yang ada di Kaltim. Hal yang paling mendasar yaitu seperti kemampuan ekonomi orangtua. “Selain itu kurangnya perhatian orangtua kepada anak mengenai pentingnya peran pendidikan juga termasuk diantara faktor yang terjadi,” katanya.
“Beberapa faktor itu terbukti dari hasil peninjauan di Kota Samarinda, hal seperti ini harusnya kita jadikan kerja bersama untuk dapat menuntaskannya,” tambah Puji Setyowati, Selasa 14 Februari 2023.
Politisi Partai Demokrat itu menganggap, pendidikan 12 tahun merupakan hal yang sangat penting untuk dilalui seluruh anak di Kaltim. Hal tersebut dalam upaya membangun kapasitas Sumber Daya Manusia.
Ia berharap pendidikan 12 tahun dapat menjadi kewajiban bersama antara OPD dan DPRD Kaltim serta seluruh stakeholder terkait untuk saling bekerjasama. “Ini perlu penanganan dan antisipasi yang harus dilakukan. Jangan sampai anak-anak kita masih banyak yang mengalami putus sekolah,” pintanya.
Puji Setyowati mendorong agar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kaltim dapat menyediakan terobosan program yang berkaitan dengan mengentaskan persoalan angka putus sekolah.
Untuk diketahui, dalam 3 tahun terakhir sejak 2019 hingga 2021 tingkat penyelesaian pendidikan di Kaltim cenderung mengalami peningkatan. Dalam datanya, BPS Kaltim mencatat pada 2021 96,82 persen siswa SD/Sederajat di Kaltim, berhasil menyelesaikan pendidikan dalam waktu yang tepat, serta tanpa adanya keterlambatan yang signifikan.
Namun, persentase 90 persen tidak tercatat pada jenjang pendidikan SD/sederajat dan SMP/sederajat. Pendidikan SMA/sederajat, capaian tingkat penyelesaian pendidikan masih terbilang rendah di angka 74,26 persen. (adv)