spot_img

Transformasi Kantor PDI Perjuangan: Dari Saksi Sejarah, Sampai Jadi Sekolah Partai (1)

Kantor Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan di Jalan Lenteng Agung –Jakarta Selatan– punya nilai sejarah. Di sana, kenangan peristiwa 27 Juli 1996 –disebut sebagai peristiwa Kudatuli– pernah terjadi.

BERTAHUN-tahun berlalu, Kantor DI Perjuangan itu telah bertransformasi. Kini, fungsinya dialihkan menjadi sekolah partai.

Di sana, nantinya menjadi salahsatu pusat pendidikan dan pelatihan tingkat pusat untuk para kader dan anggota partai.

“Para calon pemimpin dan pelayan masyarakat akan dididik dan dilatih sesuai dengan ideologi partai,” ucap Hasto Kristiyanto, Sekretaris Jenderal Dewan Pengurus Pusat PDI Perjuangan, dalam rilis resminya yang diterima Akselerasi.id, Kamis 29 Juli 2021, hari ini.

Bagi PDIP, pendidikan dan pelatihan ini adalah krusial. Sebab –seperti pesan Megawati Soekarnoputri– sekolah partai adalah bagian dari sistem kaderisasi yang dibangun oleh partai.

Kantor PDI Perjuangan di Jalan Lenteng Agung –Jakarta Selatan. FOTO: Ist

Tujuannya, tentu untuk menghasilkan calon pemimpin yang berproses dari bawah, dan mengabdi pada bangsa, dan negara Indonesia.

“Di sekolah partai ini, calon pengurus partai, calon anggota legislatif, calon kepala daera dan calon wakil kepala daerah, digembleng agar memiliki kesadaran ideologis berdasarkan Pancasila,” urai Hasto Kristiyanto.

“Kami berharap mereka dapat mengambil inti sari sejarah kemerdekaan bangsa, dan memiliki spirit untuk membawa kemajuan dan kejayaan bangsa Indonesia. Secara khusus, ibu Megawati juga menginstruksikan agar dalam kurikulum sekolah partai juga diberi pemahaman tentang geopolitik dan bagaimana kepemimpinan Indonesia di dunia internasional,” lanjutnya.

Kata Hasto Kristiyanto, sekolah partai ini juga lekat dengan nilai-nilai kedisiplinan. Diantarranya, disiplin ideologi, teori, organisasi, dan disiplin dalam menjadikan rakyat sebagai sumber energi perjuangan partai. “Kader partai yang terdidik dan terlatih di sekolah partai juga wajib memahami hakikat politik untuk turun ke bawah dan berpihak pada wong cilik,” tutup Hasto Kristiyanto. (dwi/re)

spot_img

Yuk Baca Juga

spot_img

Berita Terkait