spot_img

Mangrove for Better Life, Komitmen Untuk Lingkungan Berkelanjutan

AKSELERASI – Nayaka Mahitala Foundation melalui Cyber Adventure Indonesia lakukan aksi Mangrove for Better Life di Desa Pagatan Besar Kecamatan Takisung Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, minggu (10/10/2021).

Dengan mengusung tema Komitmen Untuk Lingkungan Berkelanjutan, dilatar belakangi ancaman sampah plastik bagi hutan mangrove yang bisa menumpuk di muara-muara termasuk di area hutan mangrove. Sampah plastik tidak hanya menutup lantai hutan juga terkubur di dalam sedimen.

Sehingga mengakibatkan hutan mangrove menjadi perangkap sampah plastik, jebakan ini sangat mematikan, ketika sampah menumpuk dan menutup akar nafas (snorkel) sehingga mengakibatkan pohon bakau mati lemas.

“Dengan menjaga kelestarian hutan mangrove, kita turut menyelamatkan kehidupan,” kata Kepala Seksi Perlindungan Hutan Kesatuan Pengelola Hutan (KPH) Tanah Laut Agus Suparno dalam sambutannya.

Kegiatan dihadiri pula oleh stakeholder dan pihak terkait dibidang lingkungan dan kehutanan di Kabupaten Tanah Laut dan Provinsi Kalimantan Selatan kegiatan diisi dengan edukasi pilah dan pilih sampah, dan edukasi konservasi lingkungan.

Selain itu, kegiatan ini menyasar peserta didik Sekolah Adiwiyata di Kabupaten Tanah Laut dikemas dalam kegiatan yang edukatif dan menyenangkan, seperti rally sampah yang dilaksanakan dengan konsep balapan mengumpulkan sampah plastik di hutan mangrove yang disisipi kompetisi video dan foto bertema lingkungan.

Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Pelaihari BKSDA Kalimantan Selatan Mirta Sari, yang memberikan edukasi seputar konservasi hutan mangrove didampingi Kepala Resor SM Sabuhur, Ahmad Fauzan, nampak antusias mengajak peserta kegiatan untuk menjaga lingkungan hutan.

“Merawat hutan sama dengan menjaga peradaban” pungkas Mirta.

 

Berdasarkan data yang dipaparkan Kepala Bidang Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup DPRKPLH Tanah Laut Adi Rahmani, kabupaten ini memiliki bentang pesisir terpanjang di Kalimantan Selatan, yaitu 192,9 km, memiliki area hutan mangrove seluas 32,381 km persegi (data 1990) tetapi mengalami penurunan sangat drastis selama rentang waktu 17 tahun (2007), yang hanya menyisakan 3.200 hektar, rerata laju penurunan luas lahan sebesar 1.453,12 ha per tahun (5,21 persen/tahun).

Adi Rahmani berharap semua pihak turut bahu membahu mengembalikan kawasan yang hilang dengan cara menanam di hutan mangrove dan menjaga kelestariannya dengan tidak membuang sampah sembarangan.

Kegiatan yang dilaksanakan tidak hanya bersih sampah di area hutan mangrove tetapi juga melakukan penanaman bakau jenis rhizophora sebagai pengaya hutan mangrove yang telah ada. Penanaman dipandu pengelola hutan mangrove dibantu tim dari Satuan Polisi Perairan dan Udara Resor Tanah Laut.

 

Di sela acara ditandatangani kesepakatan bersama untuk lingkungan berkelanjutan oleh seluruh peserta kegiatan. Diharapkan dengan kesepakatan bersama akan timbul kesadaran untuk menjaga dan merawat lingkungan.

Di akhir kegiatan terkumpul 216 kg sampah plastik yang akan dipilah dan dipilih untuk disumbangkan ke bank sampah atau dimanfaatkan sebagai bahan ecobrick, sementara sisanya yang tidak bisa dimanfaatkan dibuang ke TPA Induk Bakunci di Pelaihari. (yma/abe)

spot_img

Yuk Baca Juga

spot_img

Berita Terkait

error: Content is protected !!