Di Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan, ada menu legendaris untuk buka puasa Ramadhan. Namanya adalah bubur sabilal.
AKSELERASI.ID – Hidangan saat Ramadan ini selalu tersaji di Masjid Raya Sabilal Muhtadin Kota Banjarmasin setiap bulan puasa. Ini menjadi legendaris karena sudah ada sejak puluhan tahun silam dan menjadi daya tarik masyarakat untuk berbuka. Pembuatannya juga dilakukan turun-temurun hingga generasi ketiga.
Selama Ramadan, Masjid Raya Sabilal Muhtadin Banjarmasin selalu menyediakan menu buka puasa gratis untuk masyarakat. Menu andalan yang selalu disajikan adalah bubur sabilal.
Setiap hari selama Ramadan, ratusan warga ramai ikut berbuka puasa hanya untuk bisa merasakan lezatnya bubur sabilal. Selain rasanya yang nikmat di lidah, struktur buburnya pun berbeda dari bubur pada umumnya.
Pengelola masjid tetap mempertahankan bubur sabilal sebagai sajian untuk berbuka puasa karena sudah menjadi tradisi sejak awal terbangunnya tempat ibadah terbesar di Provinsi Kalimantan Selatan ini, tepatnya pada 1980-an.
Bubur sabilal yang melegenda dan menjadi ciri khas Kota Banjarmasin dibuat oleh warga Jalan Antasan Kecil Timur, Banjarmasin Utara. Ani Ariani merupakan generasi ketiga dari keluarganya yang turun-temurun membuat bubur sabilal.
Dibantu sanak saudara dan tetangga, setiap hari ia mengolah bubur berbahan nasi, daging, kentang, wartel, serta bumbu yang bercita rasa Timur Tengah tersebut.
Semua dimasak dalam kawah besar dengan api kecil. Resep dan cara memasaknya merupakan warisan leluhur.
Tidak kurang dari 50 liter beras setiap harinya dimasak menjadi bubur sabilal. Kondisi pandemi covid-19 membuat permintaan pihak Masjid Raya Sabilal Muhtadin berkurang dari yang biasa 1.000 porsi kini hanya 750 porsi saja.
Untuk mematenkan nama bubur sabilal, pihak pengelola Masjid Raya Sabilal Muhtadin memberikan piagam kepada pengolahnya.
Ini supaya rasa bubur sabilal yang dibuat secara turun-menurun itu tidak mengalami perubahan. Lalu untuk menjaga ciri khas dan tradisi, bubur sabilal hanya dibuat saat bulan Ramadan. (*)