spot_img

Solusi Sementara Gangguan BSOD Windows Akibat CrowdStrike

AKSELERASI.ID – Jutaan pengguna perangkat Windows di seluruh dunia, termasuk Indonesia, mengalami gangguan sistem yang ditandai dengan munculnya Blue Screen of Death (BSOD) pada 19 Juli 2024. Peristiwa ini diduga dipicu oleh update terbaru sistem keamanan Microsoft, CrowdStrike.

Pengguna yang terkena dampak melaporkan bahwa perangkat mereka tiba-tiba mati atau restart sendiri, disertai dengan layar biru dan pesan error. Gangguan ini berakibat pada terhambatnya aktivitas pengguna, termasuk pekerjaan dan komunikasi.

Menurut penelusuran, penyebab utama BSOD ini adalah update CrowdStrike Falcon, sebuah produk antivirus yang digunakan oleh Windows. Update tersebut memicu ketidakcocokan dengan sistem operasi, sehingga menimbulkan crash dan error.

CrowdStrike telah mengkonfirmasi adanya masalah ini dan tengah berupaya menyelesaikannya.

“Kami menyadari adanya masalah yang membuat Windows terganggu. Tim kami secara aktif berupaya mengatasi masalah ini,” kata pihak CrowdStrike melansir KompasTekno dari Times Now News.

Menurut Pakar Keamanan Siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya, kendala BSOD bisa diatasi dengan mengakses safe mode melalui tombol F8 di komputer Windows.

“Selanjutnya masuk ke C:\Windows\System32\drivers\CrowdStrike dan hapus file “C-00000291*.sys”, pada tahap akhir coba restart komputernya,” ujarnya dikutip dari Tempo.

Jika kendala belum terselesaikan, maka bisa dinonaktifkan antivirus CrowdStrike dari perangkat.

Adapun pencegahannya, hindari update CrowdStrike ke versi terbaru untuk sementara waktu. Tunggu pengumuman resmi dari CrowdStrike regarding the fix.

Dampak gangguan ini meluas ke berbagai negara, termasuk Australia, Selandia Baru, India, Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat. Gangguan ini bahkan menyebabkan maskapai penerbangan AS seperti American, Delta, dan United Airlines dilarang terbang karena masalah komunikasi.

Supermarket, bank, perusahaan telekomunikasi, dan lembaga penyiaran TV juga tak luput dari dampaknya. Gangguan ini menimbulkan kerugian besar bagi berbagai pihak dan menjadi pengingat pentingnya menjaga keamanan siber dan menerapkan prosedur mitigasi risiko yang memadai.(red)

spot_img

Yuk Baca Juga

spot_img

Berita Terkait