Baca Juga

spot_img

Wakil Ketua DPRD Sebut CPO di Kaltim Capai 99 Unit

AKSELERASI – Hilirisasi subsektor perkebunan di Kalimantan Timur mengalami peningkatan. Salah satu sebabnya adalah keberadaan pabrik pengolahan kelapa sawit yang banyak berdiri.

Muhammad Samsun, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Dearah Kaltim, mengatakan kondis ini cukup berbeda bila dibanding dengan belasan tahun lalu. Sebab, keberadaan Crude Palm Oil di Kaltim hanya ada 2 unit, yakni di Kabupaten Paser dan Penajam Paser Utara. “Taapi sekarang jumlahnya sudah mencapai 99 unit yang tersebar di semua kabupaten dan kota,” katanya.

Dampak hilirisasi ini, kata Muhammad Samsun, mendongkrak Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) Kaltim. Contohnya Januari 2023 sebesar 171,94. ” Ini menggambarkan bahwa pekebun di Kaltim sejahtera,” ujarnya.

Muhammad Samsun menguraikan, angka keseimbangan nilai tukar petani/pekebun adalah 100. Jika di bawah 100 berarti petani merugi, namun jika di atas 100 berarti untung. “Apalagi jika jauh di atas 100 seperti mencapai 171,94, hal itu berarti sudah sejahtera,” jelasnya.

“Untuk hilirisasi perkebunan harus diakui memang sudah maju, meskipun harus ditingkatkan lagi. Bukan hanya dari sawit menjadi minyak goreng, karena masih banyak produk lain yang bisa diolah dari turunan sawit maupun perkebunan lain. Ini yang harus terus digenjot,” timpal Muhammad Samsun.

Dengan penambahan pabrik CPO yang banyak ini, jelas politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu, membuat para pekebun di Kaltim lebih mudah dalam menjual Tandan Buah Segar atau TBS dari panen kelapa sawit, meskipun pabrik pengolahan kelapa sawit tersebut lebih banyak dipegang pihak swasta.

“Seiring sebaran banyaknya pabrik CPO tersebut, hal ini berdampak pada harga TBS yang ikut naik karena adanya persaingan sehat. Saat ini, harga TBS di Kaltim rata-rata di atas Rp 2 ribu per kilogram,” pungkas Muhammad Samsun. (adv)

spot_img

Yuk Baca Juga

spot_img

Berita Terkait