Baca Juga

spot_img

Cegah Komplikasi Diabetes Anak dengan Langkah Mudah Ini

AKSELERASI.ID – Berdasarkan survey tahun 2023 angka penyakit diabetes meningkat. Bisa terjadi karena semua yang punya gejala dilakukan pemeriksaan sehingga mengetahui penyakitnya. Diabetes ini merupakan gangguan metabolisme gula atau glukosa dimana kadarnya tinggi dari normal.

Menurut dr. Putu Andina Pramitasari, M.Biomed., Sp.A, ada beberapa tipe diabetes diantaranya, diabetes tipe satu penyebabnya autoimun, sedangkan diabetes tipe dua karena lifestyle atau gaya hidup.

Kedua tipe ini bisa menyerang anak. Berdasarkan survey diabetes anak dideteksi pada usia 5 hingga 6 tahun dan dideteksi pada usia pubertas, bahkan menurut diabetes anak ini bisa dideteksi sejak bayi.

“Gejala yang perlu diwaspadai ketika anak menderita diabetes diantaranya ada 3 gejala yang paling sering terjadi yakni poliuri, polidipsi, polifagi. Yang pertama biasanya anaknya sering kencing, nafsu makan meningkat dan lebih cepat sering haus. Misalnya anaknya tidak mengompol jadi sering mengompol. Anak yang sudah menunjukan salahsatu atau bahkan ketiganya segera lakukan pemeriksaan gula darah. Diagnosisnya bukan hanya dari gejala tetapi juga dari hasil pemeriksaan laboratorium yakni pemeriksaan kadar gula darah,” terangnya.

Wanita yang berprofesi sebagai Dokter Spesialis Anak ini menyampaikan diabetes bisa saja terjadi sejak bayi kalau anak yang lebih kecil biasanya mudah haus menjadi sering minum dan ketika kencing setiap 3 jam sekali.

Apabila saat malam diapersnya sampai tembus-tembus. Diabetes menjadi 2 yakni tipe satu dan tipe dua. Untuk diabetes tipe satu penyebabnya autoimun dicetuskan karena infeksi virus sebelumnya.

“Yang biasa terjadi pada bayi biasanya diabetes tipe satu disebabkan karena autoimun yakni tubuhnya terjadi kerusakan pada sel sehingga tidak memproduksi insulin sehingga terjadi gangguan dari metabolisme dan glukosa. Sedangkan diabetes tipe dua penyebabkan karena lifestyle dari gaya hidup. Pada tipe dua ini insulin ada tetapi tidak bekerja dengan baik,” ungkapnya.

Apakah ada perbedaan tentang pengelolaan diabetes pada anak dan dewasa?

Dokter yang bertempat tinggal di kota Palangkaraya ini menuturkan hal ini tergantung pada tipe diabetes yang diidap. Untuk dewasa biasanya diabetes tipe dua, sedangkan anak biasanya mengidap diabetes tipe satu.

Diabetes tipe satu penyebabnya karena insulin yang tidak diproduksi atau insulin yang produksinya sedikit karena rusaknya beta pangkareasnya sehingga penyembuhannya dengan cara suntik insulin. Sedangkan untuk yang tipe dua penyebabnya karena gaya hidup jadi yang diperbaiki adalah minum dan perbaikan gaya hidup atau pola hidup.

Pengobatan untuk anak yang mengidap diabetes tipe satu adalah menggunakan metode lima pilar seperti :

  1. Pemberian insulin dengan mengedukasi keluarga cara penyuntik insulin kepada anak yang mengidap diabetes tipe satu.
  2. Pemeriksaan kadar gula, untuk pasien yang mengidap diabetes menjaga kadar gula tingi tetapi tidak rendah. Menjadi perhatian karena yang mengontrol makanan adalah orangtua.
  3. Mengedukasi orang tua untuk tau yang harus dilakukan pada anak jika anak mengalami kekurangan gula.
  4. Pasien-pasien dengan diabetes tipe satu supaya kadar gula terjaga harus bisa melakukan aktifitas fisik seperti anak-anak lainnya. Anak-anak penderita diabetes tidak dibedakan tetap bisa melakukan aktifitas fisik seperti anak-anak lainnya.

Dokter yang berpraktek di Rumah Sakit (RS) Permata Hati Palangkaraya ini menjelaskan ada dampak yang akan terjadi kepada anak yang mengidap diabetes kenapa diabetes perlu diterapi dengan baik bukan hanya mengatur kadar gula menjadi normal tetapi juga supaya mengatur aktifitas fisiknya tetap berjalan seperti biasanya.

Karena beberapa kasus yang terjadi anak dengan diabetes merasa berbeda dengan anak lainnya. Hal ini dikarenakan anak-anak diabetes harus disuntik insulin, makan tepat waktu, makanannya harus sesuai.

“Sedangkan untuk dampak jangka panjang yang akan terjadi kepada anak yang mengidap diabetes kalau tidak ditanganin dengan baik akan ada komplikasi-komplikasi lain yang akan terjadi pada pasien penderita diabetes. Terapi diabetes bukan hanya menyeimbangkan kadar gula tetapi perlu pendampingan. Bukan hanya anak saja tetapi juga orangtua. Karena diabetes ini orangtua juga berpengaruh, terkadang beberapa orangtua membatasi kegiatan anak yang membuat anak menjadi minder,” tutur Dokter Andina.

Ditambahkan lagi ada beberapa langkah untuk mencegah komplikasi diabetes baik jangka pendek maupun jangka panjang adalah dengan melakukan kontrol rutin ke dokter. Jadi ketika anak terkena diabetes jangan pernah malu.

Jika diabetes tipe satu pengobatannya insulin, harus rutin melakukan kontrol. Melakukan kontrol untuk kadar metabolisme bahwa selama ini terjaga stabil atau tidak. Selain itu, perlunya memberitahukan kepada pihak sekolah, guru sekolah, guru les bahwa anak ini ada diabetes sehingga perlu pemantauan lebih ketat.

“Jadi biasanya nanti anak-anak diabetes yang kontrol ke dokter anak akan dilakukan pendampingan untuk terapi dan emosional. Selain itu, pihak rumah sakit juga membantu edukasi untuk sekolah, sehingga sekolah mengetahui apa yang harus dilakukan apabila anak komplikasi dalam kondisi lemas saat disekolah,”tandasnya.

Diakhir wawancaranya bersama Doodle Exclusive Baby Care, dr. Putu Andina Pramitasari, M.Biomed., Sp.A menutup dengan berpesan sebagai orangtua harus lebih aware kepada anak. Jika ada yang berbeda pada anak, segera lakukan pemeriksaan apakah yang dicurigai itu benar atau tidak.

Jangan mudah mempercayai dengan yang hanya berseliweran saja, jika tidak yakin lebih baik bertanya kepada dokter untuk bertanya. Karena semua dokter pasti akan menjawab semua yang ingin diketahui orangtua. (red)

spot_img

Yuk Baca Juga

spot_img

Berita Terkait