spot_img

Belasan Surveyor di Samarinda Belajar Teknik Wawancara dan Sajikan Data

AKSELERASI, SAMARINDA – “Seberapa sering Anda menggunakan kapal di Dermaga Samarinda Seberang?” tanya surveyor. “Sering,” jawab responden.

Surveyor yang mengabaikan detail, sudah pasti akan melanjutkan ke pertanyaan berikutnya. Padahal, jawaban singkat itu masih bisa dieksplorasi lebih jauh.

Tujuannya tak sekadar untuk menemukan informasi. Tapi juga data primer yang berhubungan dengan biaya hingga rute yang dipilih dari seorang responden yang merupakan pengguna moda transportasi air di Kota Samarinda.

Teknik ini bernama “Bertanya dari Jawaban”. Dimana jawaban dari responden secara verbal kepada surveyor, bisa ditelisik. “Responden menjawab singkat. ‘Sering’. Apakah jawaban ini masih bisa didalami? Tentu saja masih bisa,” jelas Faisal Rahman, pemateri utama dalam Workshop Eksplorasi Survei dan Pengolahan Data di Hotel FOX Lite, Kota Samarinda, Jalan Mayor Jenderal S, Parman, Sabtu (1/11/2025) kemarin.

“Apa yang seharusnya Anda tanyakan dari jawaban singkat itu? Anda bisa berrtanya sekaligus mengkofirmasi ulang jawaban responden. Contohnya, seringnya responden itu berapa kali dalam sepekan? Seringnya responden itu ke mana saja rutenya? Seringnya responden itu berapa biaya yang dikeluarkan dalam sepekan? Seringnya responden itu untuk apa saja kepentingannya?” timpal editor BEKESAH.co dan Pemimpin Redaksi (Pemred) KLIKSAMARINDA ini.

Dalam workshop yang dilaksanakan sejak pukul 08.00 Wita hingga pukul 16.00 Wita itu, pelbagai teknik wawancara, teknik dokumentasi, hingga kreativitas menyajikan data, dicontohkan Faisal kepada belasan surveyor melalui teori dan praktik langsung.

Ketika materi beranjak pada teknik dokumentasi, Faisal kemudian mencontohkan secara langsung bagaimana kamera smartphone bisa membuat objek yang difoto menjadi cembung jika diambil dalam posisi yang benar. Lalu, bagaimana membuat sebuah objek foto tampak megah hingga tampak kecil meski ukurannya kecil dan besar. Semua hanya dilakukan lewat smartphone tanpa aplikasi.

“Dokumentasi adalah elemen penting dari survei yang dilakukan. Tapi sering diabaikan karena dianggap hanya sebagai pelengkap LHS (Laporan Hasil Survei, Red.),” terangnya.

Selain itu, Faisal juga mencontohkan bagaimana data-data primer yang telah dihimpun surveyor, bisa disajikan dalam bentuk yang atraktif dan mudah dipahami. Bahkan oleh masyarakat awam. Teori ini dijelaskan lewat dua persentasi dengan praktik langsung. Dimana ia telah melakukan survei titik koordinat di Dermaga Samarinda Seberang, Jalan Bung Tomo, menggunakan tiga tools di tiga titik penting, Kamis (23/10/2025) llu.

“Kalau di industri media, data-data seperti ini biasa disajikan dalam bentuk infografis. Tapi kalau dibidang survei, data-data ini bisa dijadikan dalam bentuk lain. Seperti statistik, diagram, kurva, atau lainnya,” beber Faisal.

Menariknya, LHS sebanyak 20 halaman yang disusun Faisal, jadi gambaran bagaimana ilmu jurnalistik ternyata bisa dikolaborasikan dalam LHS. Sebab, selain tiga hal di atas, ia juga memberikan cerita dalam informasi dan data survei. “Bagi kami (wartawan, Red.), selalu ada cerita di balik berita. Surveor juga seperti itu, ada cerita di balik data,” tandasnya, sembari menunjukkan persentasi cerita pengguna dan tiga nahkoda kapal di Dermaga Samarinda Seberang dalam LHS itu.

Di penghujung workshop, para surveyor juga diminta untuk mempraktikkan langsung hasil materi yang telah diberikan. Lima titik dipilih untuk menjadi lokasi survei yang dilakukan lima tim survei. Yakni Merak Square di Jalan Hasan Basri dengan tema kuliner, Pasar Segiri di Jalan Bung Tomo untuk tema ekonomi, Taman Cerdas di Jalan S. Parman dengan tema Ruang Terbuka Hijau (RTH) publik, Universitas Mulawarman dengan tema pendidikan, dan Masjid Jami’ Al-Ma’ruf di Jalan Dr Sutomo dengan tema keagamaan.

Sementara itu, Direktur Utama PT Andeskaraya Berdikari Inc Fajar Shahfuza, melalui Direktur PT Andeskaraya Berdikari Inc Chtya Arini, mengatakan workshop ini sangat penting bagi surveyor di perusahaannya yang rata-rata berusia muda. Meski kebutuhan survei di perusahaannya ada pelbagai macam, namun teknik-teknik dasar seperti ini perlu dimiliki agar data-data yang disajikan dalam survei menjadi konkret.

“Kebutuhan survei di Andeskaraya memang bukan hanya secara verbal. Kami juga banyak menggunakan tools lain seperti menggunakan drone dan lain-lain. Tapi teknik dasar seperti ini wajib dimiliki surveyor kami agar data yang dihasilkan juga berkualitas,” ungkapnya.

Sebagai informasi, PT Andeskaraya Berdikari Inc merupakan perusahaan kontraktor dan konsultan yang berbasis di Kota Samarinda. Perusahaan yang berdiri sejak 2017 ini, telah banyak melaksanakan ejumlah proyek strategis di sejumlah kabupaten kota. Bahkan hingga di Ibu Kota Negara (IKN) dan proyek-proyek nasional dari kementerian. (*)

  Yuk Gabung ke Channel WhatsApp Akselerasi.id!

spot_img

Yuk Baca Juga

spot_img

Berita Terkait