spot_img

Mada LMPP Kaltim Desak Menpora Dicopot, Syeh Maulana: Ini Merendahkan Martabat Bangsa

AKSELERASI – Markas Daerah Laskar Merah Putih Perjuangan Kalimantan Timur bereaksi keras terhadap insiden di Ceres Arena, Aarthus –Denmark. Seperti diketahui, tim Thomas Indonesia berhasil menjuarai Thomas Cup 2020.

Sayangnya, momen bersejarah itu tercoreng lantaran bendera merah putih tidak boleh dikibarkan. Hal ini akibat sanksi yang dijatuhkan World Anti-Doping Agency atawa WADA –Badan Antidoping Dunia.

Menurut Ketua Mada LMPP Kaltim Syekh Hunter Maulana, insiden ini sangat menciderai semangat nasionalisme. Bukan hanya para atlet yang berlaga, tetapi juga masyarakat Indonesia. Apalagi, nyaris 2 dekade lamanya, Piala Thomas tak bisa direbut. “Ini merendahkan martabat bangsa. Bagaimana mungkin saat momen bersejarah seperti ini ada kesalahan fatal?” katanya.

Bagi Syekh Hunter Maulana, pihak yang harus bertanggung jawab atas insiden ini adalah Menteri Pemuda dan Olahraga, Zainudin Amali. Makanya, Mada LMPP Kaltim mendesak agar Menpora saat ini dicopot dari jabatannya. “Kami dari Mada LMPP Kaltim dengan tegas mendesak Zainudin Amali mundur dari Menpora,” tegasnya.

Sedari awal, ujar Syekh Hunter Maulana, Menpora harus mengetahui efek dari sanksi yang dikeluarkan oleh WADA tersebut. Terlebih, bendera merah putih adalah simbol dan lambang negara. “Siapapun yang merendahkan martabat bangsa Indonesia akan berhadapan dengan LMPP,” jelasnya.

Untuk diketahui, sanksi yang dijatuhkan WADA kepada Indonesia lantaran dianggap tidak memenuhi standar prosedur antidoping. Dalam hal ini adalah Test Doping Plan atau TDP.

Padahal sebelumnya Tim Indonesia memboyong trofi juara Piala Thomas 2020 setelah mengalahkan China 3 – 0. Namun, perayaan kemenangan tim Indonesia kali ini telah dicederai dengan tidak berkibarnya bendera merah putih. Sebagai gantinya, Indonesia terpaksa mengibarkan bendera Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia. (sur)

spot_img

Yuk Baca Juga

spot_img

Berita Terkait