Selama 5 hari –Selasa 21 Januari 2025 hingga Sabtu 25 Januari 2025– 14 mahasiswa dan mahasiswi Diploma 4 (D4) Program Studi (Prodi) Usaha Perjalanan Wisaata (UPW), Jurusan Pariwisata, Politeknik Negeri Samarinda (Polnes), melakukan Kunjungan Industri (KI) dan studi banding ke Bali. Berikut adalah catatan perjalanan mereka di titik nol pariwisata Indonesia yang ditulis Rika Nur Amalia Nanda dan Zahrah Maharani, 2 mahasiswi dari prodi jurusan kampus tersebut.
Oleh:
Rika Nur Amalia Nanda dan Zahrah Maharani
Mahasiswi Semester VI D4 Prodi UPW, Jurusan Pariwisata, Polnes
BAGI kami, berkunjung ke Bali memberikan kesempatan untuk mempelajari budaya dan tradisi yang unik. Terlebih, kami bisa mengetahui manajemen pariwisata dengan melihat penerapannya. Mulai dari pengelolaan destinasi hingga pemasaran. Kami belajar memahami pentingnya keamanan dan kebersihan dalam industri pariwisata, yang menjadi faktor penting bagi kepuasan wisatawan. Lainnya, kunjungan ini memberikan kami motivasi agar bisa mengembangkan destinasi wisata di daerah sendiri.
Di Pulau Dewata, apapun bisa menjadi daya tarik wisata. Namun yang terpenting, ada Sumber Daya Manusia (SDM) dan mau berjuang sama-sama hingga mencapai kesuksesan. Itu yang diterapkan di Bali.
Bali memang memiliki keindahan alam yang sangat luar biasa. Dengan pantai-pantai indah, pasir putih, air laut biru jernih, dan ombak yang menantang untuk surfing. Bali memiliki budaya yang masih kental di masyarakat. Seperti upacara keagamaan yang meriah dan penuh warna, yang menarik perhatian wisatawan. Ada pula beragam aktivitas wisata yang bisa dinikmati. Seperti surfing, trekking, diving, snorkeling, dan shoping. Di sore hari, kami bisa menikmati tari kecak berlatarkan pantai dan indahnya sunset.
Dengan potensi yang besar dan upaya pemerintah dalam mengembangkan industri pariwisata, peluang wisatawan mancanegara yang datang berkunjung ke Bali sangat menjanjikan. Kunjungan wisatawan mancanegara memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Bali. Hal ini terlihat dari peningkatan pendapatan devisa, pertumbuhan industri pariwisata, dan penciptaan lapangan kerja. Itu sebabnya, banyaknya wisatawan sangat berdampak bagi pariwisata di Bali.
Belajar dari Bali, kami berharap, SDM di Kalimantan Timur (Kaltim) harus ikut berpartisipasi untuk memajukan destinasi wisata di sini. Sebab hal terpenting untuk mencapai kesuksesan adalah SDM yang ikut serta dalam pengembangan wisata. Hal yang cukup mudah ditiru adalah tidak mencemarkan lingkungan, tidak membuang sampah sembarangan, tidak merusak lingkungan, dan tidak merusak fasilitas di destinasi wisata.
Kami pun berencana mengembangkan destinasi wisata yang berkualitas dan berkelanjutan. Hal itu bisa dilakukan lewat promosi dan pemasaran destinasi wisata di Benua Etam, baik di dalam maupun luar negeri. Namun yang pasti, kualitas dan kapasitas industri pariwisata di Kaltim harus ditingkatkan. Salah satunya dengan melakukan pelatihan SDM agar pelayanan sesuai yang diinginkan wisatawan.
Kunjungan kami ke Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Bali, juga membuat kami mendalami lebih jauh agar bisa menjadi lulusan terbaik yang direkomendasikan ke Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). (*)
*Rika Nur Amalia Nanda merupakan mahasiswi menerima Beasiswa Idaman Kukar, dan Zahrah Maharani merupakan mahasiswi asal Kota Bandung, Jawa Barat (Jabar)