spot_img

Kuliah di Phoenix Academy Australia (Bagian-1)

Oleh:
Fitri Anugrah Ramadhani
Mahasiswi Semester 8B
D4 Prodi UPW, Jurusan Pariwisata, Polnes

INDONESIAN International Student Mobility Awards (IISMA) merupakan program beasiswa yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa Indonesia untuk belajar di perguruan tinggi luar negeri. IISMA termasuk ke dalam kumpulan program Kampus Merdeka bersamaan dengan studi independen, magang bersertifikat dan lainnya yang dirancang oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Program ini dibagi menjadi dua bagian. Ada IISMA untuk mahasiswa Strata (S1) atau undergraduate. Ada pula IISMA Vokasi (IISMAVO) untuk mahasiswa vokasi atau politeknik. Tujuan IISMA adalah memperluas wawasan internasional, membangun jaringan internasional, mengembangkan keterampilan interpersonal, serta meningkatkan kemampuan adaptasi di kancah global.

Saya tertarik untuk mengikuti program ini karena dorongan dari dosen dan teman-teman. Saat saya melihat persyaratan minimal skor tes bahasa Inggris yang diperlukan, saya sempat merasa tidak percaya diri karena bahasa Inggris saya belum sebagus itu. Namun dengan adanya dorongan dari dosen dan teman-teman, saya jadi ingin berjuang untuk daftar dan akhirnya diterima untuk menjadi salah satu awardee di Phoenix Academy, Australia.

Saat seleksi awal, ada beberapa hal yang harus dilakukan. Pertama, mengisi data diri dan melengkapi berkas-berkas pribadi. Kemudian, mengikuti tes bahasa Inggris sesuai dengan ketentuan masing-masing perguruan tinggi. Seperti International English Language Testing System (IELTS), Test of English as a Foreign Language (TOEFL), Test of English for International Communication (TOIEC) dan Duolingo. Alhamdulillah, Polnes memberikan keringanan untuk kami –calon awardee– dengan memberikan tes TOIEC gratis bagi yang tertarik untuk mendaftar.

Setelah itu, para calon awardee diharuskan memilih 3 perguruan tinggi dan menjawab beberapa pertanyaan dengan bentuk essay. Saya sendiri, memilih Ulsan College di Korea Selatan (Korsel), Phoenix Academy di Australia, dan Tomsk State di Russia. Setelah pengumuman kelulusan, saya masih harus mengisi data dan berkas lanjutan Seperti Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) berbahasa Inggris, surat rekomendasi, paspor, dokumen pengurusan visa dan lain-lain.

Sebelum saya berangkat ke Perth –Australia– saya mempersiapkan pakaian yang akan dipakai dengan memperkirakan musim saat tiba di sana. Kemudian, saya sempat mengobrol dengan alumni awardee dari Phoenix Academy mengenai persiapan visa, bank apa yang dapat dipakai saat berada di Australia, hingga lainnya.

Menurut saya, suasana akademik antara Phoenix Academy dan Polnes cukup berbeda. Phoenix Academy mengusung konsep Flipped Classroom, dimana mahasiswa diharuskan untuk membaca dan memahami materi yang tersedia di Web Phoenix. Kemudian saat jam belajar, dosen tidak perlu menjabarkan kembali mengenai materi yang sedang dibahas. Jadi lebih banyak waktu untuk group discussion dan presentasi.

Mengenai mata kuliah, saya mendapat sepaket untuk 1 semester sama seperti di Polnes. Beberapa contoh mata kuliah yang SAYA dapatkan seperti Organisational Behaviour; pelajaran tentang bagaimana cara kita membangun hubungan dengan rekan kerja agar dapat bekerja dengan efektif dan efisien.

Lalu Business Sustainability. Di mata kuliah ini saya jadi mengerti, ketika berbisnis, kita tidak bisa hanya memikirkan tentang pemasukan. Namun juga harus memikirkan keberlanjutan dari bisnis dan juga lingkungan kita, menyesuaikan dengan Triple Bottom Line (Profit, People, and Environment).

Fasilitas di Phoenix Academy menurut saya cukup lengkap. Dengan kulkas, microwave, meja dan kursi dalam serta luar ruangan untuk makan siang. Adapula kantor pelayanan mahasiswa, jika ada yang ingin ditanyakan ataupun dibutuhkan. Untuk kegiatan ekstrakurikuler di Phoenix Academy, setiap Senin hingga Kamis –setelah kelas berakhir– akan ada ekstrakurikuler kelas bahasa Inggris. Saya pribadi sering mengikuti saat Kamis, karena ada kelas percakapan dengan para kakek dan nenek di sebuah panti jompo yang letaknya tepat di sebelah gedung kampus. (*)

spot_img

Yuk Baca Juga

spot_img

Berita Terkait