Tidak mudah bagi mereka untuk menerima BP.03 –Beasiswa Double Degree– di Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan (Kalsel). Salah satu syarat yang tak bisa ditawar adalah memiliki prestasi akademik yang moncer.
SISKA Tiara Apriani merupakan satu dari sekian banyak siswa yang mampu menembus rapatnya syarat tersebut. Sejak dukuk di kelas X, anak kedua dari tiga bersaudara ini memang selalu ranking kelas. Prestasi itu diukirnya saat menimba ilmu di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Kabupaten Balangan.
Menariknya, saat bersekolah di MAN 4 Kabupaten Balangan, Siska harus mengulang pendidikannya dari kelas X. Maklum, gadis berhijab ini sebelumnya sempat mengenyam pendidikan setahun di Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Muhibin Halong. Kendati demikian, ia akhirnya mampu membuktikan diri dibidang akademik. Lewat prestasi inilah, Siska mendapat kesempatan menjadi penerima beasiswa BP.03.
“SD (Sekolah Dasar, Red.) dan SMP (Sekolah Menengah Pertama, Red.) saya memang di Samarinda. Tapi ketika SMA saya di Kalsel,” ucapnya.
Ekspektasi Siska mengenai dunia pariwisata sesuai. Ia tak hanya mampu belajar mandiri, tapi juga menyambangi pelbagai tempat yang selama ini hanya ada di angan.
Momen itu terjadi saat Siska melakukan internship ke Pentingsari, sebuah desa wisata yang terletak di sekitar lereng gunung Merapi, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), awal 2024 lalu. Saat itu, ia masih duduk di semester 4. “Intershipnya 6 bulan dari 15 Januari. Di semester 7, nanti saya akan internship lagi selama 6 bulan,” katanya, kepada media ini.
Di internship kedua nanti, Siska berencana barada di Dinas Pariwisata (Dispar) Kalimantan Timur (Kaltim). Pilihan ini dilakukannya untuk mengetahui program pariwistaapa saja yang ada di sana sebagai pembanding.
Selain itu, menurut Siska, dunia parwisata menawarkan pelbagai kesempatan bekerja. Tak sekadar mengelola wisata, di Program Studi (Prodi) Diploma 4 (D4), Usaha Perjalanan Wisata (UPW), Jurusan Pariwisata, Politeknik Negeri Samarinda (Polnes), ia juga diajarkan hukum, keuangan, psikologi, hingga bahasa seperti Jepang dan Inggris.
Siska menganggap, dunia pariwisata –khususnya Jurusan Pariwisata di Polnes– tak bisa lagi dipandang sebelah mata. Sebab, kebanyakan mahasiswa dan mahasiswi yang menempuh pendidikan rata-rata memiliki basic akademik yang mumpuni. “Apalagi di Jurusan Pariwista, seperti UPW, banyak sekali yang dipelajari. Mulai dari hukum, keuangan, psikologi, sampai Bahasa asing seperti Jepang dan Inggris,” katanya.
Lewat ilmu yang dipejari, Siska berharap, mampu mengembangkan ilmunya secara mandiri. Terutama mengembangkan potensi pariwisata di Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan (Kalsel).
Makanya, dengan segenap ilmu yang telah diterima selama kuliah, Siska berupaya mewujudkan mimpinya membangun pariwisata berkelanjutan di Kabupaten Balangan. Terlebih di sana, sering digelar festival dan event dari suku Dayak yang mampu menarik atensi masyarakat secara luas. (*)